Mahasiswa sarjana terapan dikonsep dengan kemampuannya yang spesifik. Menanggapi hal tersebut, pihaknya pun memang sengaja merancang kurikulum dengan memberikan porsi 60% untuk praktikum dan 40% teori. Semua itu dilakukan agar skill mahasiswa dapat mumpuni dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh industri.
“Sarjana terapan bidang keilmuannya bicara ke obyek materialnya, bukan sekadar keilmuan teori saja,†paparnya.
6. Pengajar dari Praktisi Industri
Supaya menambah keilmuan industri terkini, para praktisi  akan dihadirkan sebagai dosen tamu. Dengan begitu, lulusan sarjana terapan pun akan selalu sesuai dengan kondisi terbaru  seperti  dibutuhkan oleh industri.
“Kami mengundang dosen tamu dari kalangan para praktisi, ini untuk kuliah pengkayaan ilmu,†pungkasnya. (KRA-01)