SERAT Centini yang cukup dikenal di tanah Jawa selama ini diketahui orang sebagai sebuah kitab tua yang menuliskan perihal sisi erotisme. Dari serat yang berupa syair ini pula muncul dua nama yang menggambarkan romantisme hubungan antara seorang pria dan wanita, dialah Amongraga dan Tembangraras.
Cethini pada dasarnya menggambarkan kehidupan abad 17 tentang perjalanan putra-putri Sunan Giri setelah dikalahkan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya yang merupakan ipar Sultan Agung dari Kerajaan Mataram. Tiga anak Sunan Giri tersebut yakni Jayengresmi, Jayengrana dan Niken Rangcangkapti terpaksa harus pergi dari Giri untuk menyelamatkan diri.
Baca juga :
Serat Centhini, Kitab Kamasutra Ala Jawa
Lima Gaya Bercinta dalam Serat Centhini
Empat Ilmu Kanuragan Tersohor Tanah Jawa
Dalam pelarian tersebut Jayengresmi yang juga bernama Amongraga tersebut terpaksa terpisah dari adik-adiknya. Sebagai kakak tertua Amongraga memiliki tanggungjawab besar untuk mencari dan menyelamatkan para adiknya.
Dalam pencarian menjelajahi pulau Jawa, Amongraga berjumpa dengan Tembangraras yang kemudian menjadi istrinya. Walau sudah menikah resmi menjadi suami istri namun Amongraga tak lantas memberikan nafkah batin kepada Tembangraras.
Lebih dari satu bulan Amongraga dan Tembangraras hanya saling menatap dan berbincang. Hal itu dilakukan Amongraga agar nantinya saat ‘malam pertama’ keduanya dapat mencapai penyatuan jiwa yang sejati.