Penanganan Kemiskinan di DIY Butuh Pendekatan Berbeda

Photo Author
- Rabu, 17 Oktober 2018 | 11:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Kemiskinan di DIY sangatlah unik dan anomali sehingga penanganan kemiskinannya harus dilakukan dengan pendekatan atau grand desain yang berbeda. Selain itu, penanganan kemiskinan di DIY jangan terjebak pada patokan lingkaran setan kemiskinan sehingga dilakukan intervensi secara menyeluruh nantinya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY JB Priyono mengatakan guna menanggulangi

kemiskinan di DIY yang ditargetkan bisa mencapai level 7 persen pada 2022 mendatang perlu dipahami terlebih dahulu anomali angka kemiskinannya.Jumlah penduduk miskin di DIY mencapai 460,10 ribu jiwa per Maret 2018 dan menempati rangking ke-21 di tanah air.

"Orang melihat kemiskinan itu terjebak pada lingkaran setan kemiskinan, jadi si miskin itu adalah yang tingkat pendidikannya rendah, derajad kesejahteraan rendah dan tingkat kesehatan rendah. Lingkaran setan kemiskinan inilah yang menjadi grand desain pengentasan kemiskinan Pemerintah Pusat," tutur JB Priyono usai Rakor Penanggulangan Kemiskinan DIY di Kompleks Kepatihan, Selasa (16/10).

JB Priyono berdasarkan lingkaran setan kemiskinan tersebut, penanggulangan kemiskinan secara nasional dilakukan intervensi secara menyeluruh atau tidak secara parsial. Angka kemiskinan DIY yang menyentuh level 12,13 persen pada Maret 2018 maka bisa diasumsikan terkena lingkaran setan kemiskinan di atas. "Anomali tingkat pendidikan, kesehatan derajad kemiskinan di DIY ternyata tidak rendah. Angka harapan hidup tinggi di DIY juga tinggi dengan indikasi turunnya angka kematian bayi," tandasnya. (Ira/Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X