Alasan Kenapa Mubeng Beteng Tahun Ini Berlawanan Arah Jarum Jam

Photo Author
- Rabu, 12 September 2018 | 13:53 WIB

RIBUAN orang memadati Kagungan Dalem Bangsal Ponconiti Kompleks Keben Kraton Yogyakarta, Selasa (11/9) selepas isya. Mereka bersiap untuk mengikuti prosesi Lampah Budaya Mubeng Beteng yang akan dimulai jelang tengah malam. 

Di Bangsal Ponconiti, lantunan tembang macapat yang bertutur tentang budi pekerti, kidung pandonga dan lainnya mengalun indah mengawali serangkaian prosesi menyambut datangnya Tahun Baru Jawa kalender Sultan Agungan 1 Sura 1952 Be.

"Kegiatan ini bukan Hajat Dalem atau tradisi Kraton, melainkan adat tradisi masyarakat Yogyakarta yang diprakarsai dukungan penuh dari Paguyuban Abdi Dalem Kraton Yogyakarta serta difasilitasi pemerintah daerah dan Kraton Yogyakarta sendiri," tutur panitia kegiatan, KRT Wijaya Pamungkas di sela-sela kegiatan.

Berdasarkan pantauan KRjogja.com di lapangan, selepas waktu Isya, masyarakat bukan hanya memadati keben namun juga tak sedikit yang sudah bersiap di sepanjang rute mubeng Beteng Kraton Yogyakarta yang dilalui. 

Khusus, tahun ini dilakukan berlawanan arah jarum jam karena merupakan lampah prihatin. Jika dalam suasana gembira maka langkah tersebut searah dengan jarum jam. "Laku prihatin lebih karena menyambut tahun baru Jawa. Bukan karena prihatin susah, tapi prihatin berdoa agar diberi keberkahan dalam tahun ini."

Baca : 

1 Suro Masih Dianggap Kramat, Ini Sejarahnya

Satu Suro Saatnya 'Mensucikan' Pusaka, Tradisi yang Masih Melekat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X