Pria 34 tahun yang berprofesi sebagai tenaga satpam di salah satu lembaga pendidikan dasar ini mengaku sangat terbantu. Apalagi dari ketiga putrinya, hanya Silvia yang memperoleh KIP. Putri pertamanya, Naswa Anindita Azaria, saat ini baru saja melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beruntung, sejak SD putri pertamanya tersebut menyabet prestasi sehingga biaya pendidikan dan personalnya bisa dipenuhi melalui beasiswa. Sedangkan putri ketiganya, Hafizah Nuha Nur Azizah, kini baru duduk di lembaga PAUD.Â
“Makanya saya selalu mendorong anak-anak untuk bisa berprestasi meski serba kekurangan agar bisa meraih beasiswa. Bantuan dari pemerintah sepenuhnya harus sesuai haknya. Sehingga saya pun tidak ikut campur atas tabungan KIP milik Silvia,†paparnya.
Diakuinya, anak-anak memang sering iri dengan teman seusianya. Namun orangtua dituntut memberikan contoh dan kesabaran dalam menanamkan nilai bagi anak. Seperti saat Silvia mengeluhkan uang jajan yang tidak sebanyak teman-temannya, Nanang pun menyikapinya dengan sederhana. Saat itu ia menekankan jika kemampuan orangtua sangat terbatas, sehingga jika uang saku ditambah maka konsekuensinya sekolah tidak akan lulus.
Nasihat itu ia tekankan dengan nada lembut supaya anak mampu menyerap dengan baik. Hasilnya, setelah itu Silvia tidak pernah lagi meminta uang saku di atas yang sudah diberikan.
Oleh karena itu, Nanang mengaku sangat bersyukur dengan program yang disalurkan oleh pemerintah pusat saat ini. Ia optimis, siswa kurang mampu akan terdorong berprestasi, memiliki gairah menabung hingga lebih semangat dan kepercayaan diri yang tinggi dalam meningkatkan taraf hidup. (Ardhi Wahdan)