Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto menyebut tidak ada penolakan kedatangan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo oleh Amerika Serikat (AS). Ia mengaku kejadian itu hanya perkara terlambatnya keluar boarding pass untuk panglima dan rombongan.
Menurut Soleman, bording pass yang harusnya diterima oleh Jenderal Gatot dan rombongan berjumlah dua lembar. Yakni, untuk penerbangan Jakarta – Doha dan Doha – Amerika. Namun, saat melakukan check in, hanya penerbangan dari Jakarta – Doha yang tercetak, sementara satunya lagi, tidak.
Jadi gini, harus diluruskan, bukan dilarang. Apa buktinya tidak dilarang? Dia (Jenderal Gatot) sudah pegang visa. Yang terjadi, boarding pass-nya tidak keluar. Kenapa enggak keluar? Karena terjadi kesalahan administrasi,†kata Soleman Ponto di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Salah satu kesalahan yang diprediksi ialah terjadi kesalahan saat petugas menusliskan nama. Bukti hanya kesalahan administrasi itu hanya berselang empat jam, dan Jenderal Gatot sudah dipersilakan menuju Amerika kembali, dengan biaya fasilitas penerbangan disedikan oleh Dubes AS di Indonesia.
Lima Kyai Khos Penentu Kebijakan Gus Dur
DALAM dunia Islam khususnya di tanah air dikenal adanya istilah Kyai Khos. Sebutan Kyai Khos atau Kyai Sepuh mulai santer terdengar semasa hidup Abdurrahman Wahid dimana keberadaannya juga turut andil dalam menentukan kebijakan Gus Dur, baik saat menjadi Ketua PBNU, Ketua Dewan Syuro PKB bahkan ketika menjabat presiden sekalipun.
Apapun ucapan dari Kyai Khos ini akan didengar dan dilaksanakan Gus Dur. Walau tak pernah berembuk sebelumnya, namun apa yang dilontarkan para Kyai Sepuh ini akan selalu sama dalam satu pendapat. Sosoknya yang kharismatik membuat para Kyai Khos dikenal umat muslim tanah air. Kyai Khos semakin menjadi figur penting dengan menjadi pengasuh pondok-pondok pesantren terkemuka di tanah air.Â