Pada masa itu KH Ilyas Ruhiyat mampu membawa NU melewati masa-masa sulit karena menolak intervensi Orde Baru. Kiai Ilyas pernah pula menolak permintaan pemerintah yang memohon kesediaannya menjadi anggota MPR demi menuntut independensi NU.
KH Ilyas Ruhiat meninggal dunia pada Desember 2007 dalam usia 73 tahun. KH Ilyas Ruhiat dimakamkan di Kampung Cipasung, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
KH Chudlori
KH Chudlori merupakan pendiri Pesantren Tegalrejo, Magelang. Ayah Kh Chudlori merupakan seorang penghulu di Tegalrejo dibawah pemerintahan Belanda. Kakeknya, Abdul Halim juga seorang penghulu yang menangani administrasi urusan agama di daerah pedalaman kabupaten Magelang.
Semasa kecil KH Chudlori pernah menjadi santri KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Gus Dur cukup dekat dengan KH Chudlori karena ia juga pernah nyantri di Pesantren Tegalrejo.
KH Chudlori merupakan salah satu ulama yang disepuhkan di kalangan Nahdliyyin. Bukan saja karena nama besar pesantren dan kiprah keulamaannya, namun juga karena kiprah politiknya yang konsisten memperjuangkan aspirasi warga Nahdliyyin. Dalam setiap perubahan situasi politik, KH Chudlori termasuk salah seorang kiai yang selalu ditunggu fatwa-fatwa politiknya oleh warga Nahdliyyin.
KH Abdullah Faqih
KH Abdullah Faqih merupakan pengasuh Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Ia juga merupakan sosok Kyai Khos yang semasa hidup begitu dekat dengan Gus Dur, KH Abdullah Faqih juga salah satu sosok utama yang mendorong Gus Dur maju sebagai presiden.