Dalam lingkup keindonesiaan, sekolah bukan semata-mata pemberi pengetahuan. Rencana pendidikan dibedakan dengan rencana pengajaran. Pengajaran bermaksud memberikan pengetahuan secukupnya, intinya atau pokok-pokoknya saja, agar siswa di kemudian hari dapat melanjutkan pelajarannya ke sekolah yang lebih tinggi. Pengajaran berarti melatih siswa mempergunakan pengetahuannya untuk terus belajar sendiri. Saripati tujuan persekolahan, pendidikan, dan pengajaran adalah anak baik dan pintar.
Untuk melihat yang dilakukan murid di suatu sekolah bisa lewat dua hal, yakni kegiatan yang membuat murid pintar dan yang menjadikannya pribadi baik. Memintarkan dan membaikkan pribadi murid membutuhkan sistem yang terencana di sekolah tersebut mencakup seluruh murid. Namun, jika saja terjadi perilaku murid yang menyimpang pada oknum atau sebagian murid, tentu patut ditelisik faktor lain, tidak serta-merta menggeneralisasi keburukan sebagai peran sekolah.
Keluarga
Akhirnya, sebagai guru, saya acap menduga bahwa tidak sedikit keluarga yang abai menjalankan fungsi dasarnya: anak-anak datang ke sekolah tanpa sarapan, kurang tidur, tidak mengerjakan PR, dan merasa tidak ada yang peduli padanya, sehingga menyulitkan belajar. Jika keluarga tidak melakukan pembiasaan, bahkan untuk yang mendasar sekalipun, sekolah harus mulai dari nol.
Sekolah mengetahui ada sesuatu yang harus dilakukan untuk mengajarkan nilai-nilai dalam pembentukan pribadi murid. Sekolah memang mampu menyusun program pengajaran dan pendidikan.Tetapi sebaik apapun sebuah sekolah, tetaplah bermitra dengan keluarga.
(St Kartono. Guru SMA De Britto Yogyakarta. Artikel ini telah tayang di surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi Selasa 2 Mei 2017)
