YOGYA (KRjogja.com) - Tak bisa dipungkiri lagi, orang hidup pasti menghasilkan sampah. Ada yang mudah membusuk, adapula yang tidak membusuk. Namun bagi sebagian orang, sampah masih bisa dimanfaatkan bahkan dapat dijadikan sesuatu yang punya nilai ekonomi.
Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada 21 Februari, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta tak henti-hentinya mengajak seluruh warga Kota Yogya untuk tetap peduli terhadap sampah. Sebab, sampah yang dihasilkan rumahtangga di kota ini rata-rata perharinya mencapai 240 ton.
"Kita tidak bisa membayangkan jika sampah itu dikumpulkan jadi satu. Kita juga tidak tahu jika ternyata hari esok atau bulan depan Kota Yogyakarta tidak lagi diperbolehkan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan," ungkap Ir Suyana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta di kantornya, Senin (20/2).
Karena itu, pihaknya mendorong agar warga Yogya membiasakan untuk diet sampah. Apapun yang nanti dapat menimbulkan sampah, harus dikurangi atau diminimalisir. Termasuk pada saat belanja di warung, penggunaan kantong plastik harus dikurangi. Kalaupun terpaksa, maka kantong plastik itu harus besar dan bisa dimanfaatkan kembali.
Dari program yang dijalankan Dinas Lingkungan Hidup Yogyakarta, kini pengurangan sampah hampir mendekati 20 persen atau sampah yang dibuang ke TPA Piyungan tinggal 80 persen. "Sebetulnya, sampah-sampah itu masih bisa ditekan lagi. Kuncinya ya budaya mengurangi sampah dari masing-masing pribadi. Bisa dimulai dengan mengurangi, memilih, memilah dan mengolah sampah," imbuhnya.
Usai dipilah, lanjut Suyana, sampah bisa dijual ke tukang rosok atau malah diberikan ke pemulung. Dari merekalah sampah-sampah tersebut kemudian bisa diolah kembali. Barulah residu sampah dibuang ke TPA. Namun, hal itu minim dilakukan warga karena dinilai masih kurang peduli terhadap sampah.
Untuk mewujudkan Indonesia bersih sampah 2020 sesuai tema HPSN, pihaknya juga gencar memaksimalkan 405 bank sampah yang ada di kampung-kampung. Meski pengurangannya baru 2 persen saja, namun keberadaan bank sampah cukup bagus untuk edukasi keluarga. Perubahan mental dan sikap dalam mengelola sampah inilah yang jadi sasaran pemerintah agar tema HPSN terwujud.
"Sejarah HPSN sendiri karena tragedi bencana longsor TPA Leuwigajah Jawa Barat 21 Februari 2005 yang merenggut ratusan nyawa. Karena itu, setiap 21 Februari pemerintah memperingatinya menjadi Hari Peduli Sampah Nasional. Khusus di DIY, peringatannya digelar di Kulonprogo besok (kemarin-red). Untuk Kota Yogya akan diperingati pada Tugu Jogja Festival (TJF) 5 Maret 2017," jelasnya.