Redaksi KRjogja.com menerima kiriman curahan hanti tentang mantan dari seorang gadis yang tengah menyelesaikan studinya di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Tulisan ini dalam rangka Festival Melupakan Mantan (FMM) yang berlangsung 11-13 Februari di Kantor Kedaulatan Rakyat. Pembaca bisa berkontribusi dengan mengirimkan kisahnya melalui [email protected].
SETIAP hari selama 5 tahun sejak lulus SMA, aku selalu berkali-kali gagal melupakannya. Lima tahun setelah dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan tidak jelas itu, ada-ada saja hal sepele yang mengingatkanku tentangnya.
Di satu waktu, ketika aku bepergian justru yang terbayang adalah ingatanku saat dia yang tersenyum di bawah gerimis sedang menontonku di pojokan pos lomba tonti. Aku ingat dia yang tertawa menunjuk muka jelekku saat aku keluar dari pos satu lomba tonti.
Aku ingat betapa setelah itu aku tidak fokus, rasanya ingin terus melihat dia. Sampai ekor mataku yang seharusnya untuk memperhatikan lurusnya barisan, malah berubah fungsi jadi untuk memperhatikan dia yang berdiri di setiap ujung pos lomba untuk menontonku.
Beberapa tahun lalu, ketika aku makan ada sebuah kebetulan yang mempertemukanku denganmu. Dia buka puasa bersama teman-teman satu panitia, aku buka puasa bersama teman-teman SMPku. Temanku yang kebetulan juga mengenalnya memanggil namanya, tapi dia malah balas memanggil namaku. Kemudian teriakan “CIEEEEE†dari kedua kubu pun menggema sampai seisi feskul dibuat menoleh. Dia hanya garuk-garuk kepalanya yang aku yakin tidak gatal.
Ketika aku sedang berada di Jogja Expo Centre untuk suatu keperluan, justru yang aku ingat adalah satu hari sebelum ulang tahunku yang ke 17. Waktu itu aku datang ke acara talkshow jurnalistik di mana Raditya Dika adalah pembicara dan si dia adalah ketua panitianya. Dia mengucap selamat ulang tahun di depan teman-temannya meskipun ulang tahunku masih besok.
Dia berbisik di telingaku, “selamat ulang tahun buat besok.†Sambil tersenyum dia menatapku, “anggap saja acara ini kado untukmu,†katanya lagi. Aku sudah tidak lagi menghiraukan teman-temannya yang sibuk berbisik atau cie-cie di belakang kami.