Sesampainya di kantor UPT Malioboro, Bekti diminta untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya parkir sembarangan. Setelah mengetahui itu sepeda milik koordinator Jogja Garuk Sampah yang juga dipergunakan dalam setiap aksinya, Bekti hanya diminta membuat surat pernyataan biasa, tidak perlu menggunakan materai.
"Awalnya saya disuruh membeli materai untuk surat pernyataan, tapi akhirnya enggak pakai karena sama-sama membantu meringankan tugas,†imbuhnya.
Usai membuat surat pernyataan, Bekti pun meminta untuk bertemu dengan Syarif Teguh yang merupakan Kepala UPT Malioboro. Sebelumnya, Bekti selalu berkoordinasi melalui Whatsapp dengan Syarif ketika Jogja Garuk Sampah akan bergerak di kawasan Malioboro.
Dalam perbincangannya itu, Syarif justru menceritakan permasalahan-permasalahan yang terjadi di kawasan Malioboro, mulai dari pedagang dan pengamen yang sulit diatur hingga kasus pelanggaran-pelanggaran. Bahkan, Syarif juga akan mengajak berbincang Bekti diluar jam kantor untuk berdiskusi terkait permasalahan tersebut. Namun, hingga kini Bekti belum mengetahui kapan mereka akan bertemu dan berdiskusi terkait itu.
“Ngobrol panjang lebar soal permasalahan yang ada di Malioboro, seperti pedagang dan pengamen yang susah diatur, pelanggaran-pelanggaran, bahkan saya malah diajak diskusi secara pribadi di luar jam kantor,†pungkasnya. (Mg-10)