Relawan AB-Ningrat Adakan Bedah Buku dan Resmikan Sekretariat

Photo Author
- Jumat, 20 Oktober 2023 | 05:45 WIB
Penulis novel Balada Cinta dan Asa, Kyai Aguk Irawan menyerahkan karyanya kepada tokoh masyarakat H. Mashuri Maschab dan ketua FKP3 Marsma (purn) Firdaus Syamsudin disaksikan pemilik rumah perubahan.
Penulis novel Balada Cinta dan Asa, Kyai Aguk Irawan menyerahkan karyanya kepada tokoh masyarakat H. Mashuri Maschab dan ketua FKP3 Marsma (purn) Firdaus Syamsudin disaksikan pemilik rumah perubahan.

KRjogja.com - YOGYA - Terpesona kehidupan pribadi dan perjuangan Gus Dur yang akhirnya mendorongnya untuk menulis sebuah karya novel tentang Gus Dur yang dikemudian hari menjadi best seller. Kyai Aguk Irawan bersama Habiburrahman kembali menulis novel tentang kehidupan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mereka rilis dengan judul Balada Cinta dan Asa.

Dihadapan seratusan pengunjung, novel yang berisi kisah cinta di sela-sela kehidupan seorang aktivis yang kadang-kadang penuh risiko itu dibedah dengan apik atas inisiatif relawan AB-NINGRAT di Rumah Perubahan Jalan Tohpati Gang Sidoluhur Golo UH 5/936 Yogyakarta, Kamis (19/10/2023).

“Perjalanan kehidupan dan perjuangan Cak Imin sungguh sangat mirip dengan Gus Dur. Muhaimin yang pasangan hidupnya dicarikan Gus Dur, sekaligus dibiayai kelahiran anak pertamanya, berjuang mendapatkan jodoh dengan mengirim buku disertai resensi dan surat kepada gadis pujaannya. Bedanya Gus Dur menambahkannya dengan sekuntum bunga. Keduanyapun sebelumnya pernah ditolak pujaan masing-masing, meskipun akhirnya tersenyum bahagia setelah pernyataan cinta mereka diterima, meski dengan bantuan orang. Pada kehidupan tahun-tahun pertama perkawinan mereka, kedua tokoh inipun menghadapi kehidupan sehari-harinya dengan prihatin karena belum mempunyai pekerjaan tetap. Pekerjaan tetap keduanya adalah aktivis,” demikian kata Kyai Aguk, yang ditanggapi dengan tawa riuh oleh pengunjung.

Baca Juga: Giliran Nokia PHK 14.000 Karyawan

Menurut novelis yang mengaku sebelum menulis telah mengadakan riset dan mengumpulkan bukti-bukti itu, Gus Imin bukanlah orang yang tiba-tiba tampil di level nasional. Ia merintis karir dari bawah melalui perjalanan seorang aktivis yang hidup prihatin namun keras hati dalam memperjuangkan hal yang diyakininya. Dalam runtutan peristiwa perelokasian ribuan penduduk dalam pembangunan waduk Kedung Ombo, ia bersama-sama aktivis lain rela dikejar-kejar oknum penguasa saat itu karena gigih mendampingi dan memperjuangkan hak-hak penduduk.

Pada sesi tanya jawab yang dipandu sangat menarik oleh sastrawati Evi Idawati itu, seorang pengunjung, Firdaus, menanyakan apakah benar Cak Imin berkhianat kepada Gus Dur gurunya dalam masalah di PKB. Kyai Aguk menjawab dengan cukup rinci disertai bukti-bukti bahwa hal itu tidak benar. Ditambahkannya, memang agak sulit memahami secara utuh rangkaian peristiwa itu karena sebagian terkait dengan internal keluarga, sehingga tidak etis diungkapkan.

Baca Juga: BSI Ajak Mahasiswa Jadikan Bank Syariah Sebagai Pilihan di Dunia Kerja

Sementara itu Mustofa W Hasyim minta kepada Aguk untuk bertindak sebagai juru damai dalam masalah NU-PKB, yang diresponnya dengan kata siap. Pengunjung lain, Achmad Riyatno minta pandangan Aguk tentang kesan masyarakat yang menganggap wapres saat ini kurang berfungsi yang dijawabnya “mari ke depan kita pilih pribadi yang muda, energik dan dibesarkan sebagai aktivis, yang saya kira semua kita mengetahuinya siapa itu”.

Sebelum sesi bedah buku, Ketua Forum Komunikasi Purnawan TNI-Polri Untuk Perubahan dan Persatuan (FKP3) Marsekal Muda (purn) Firdaus Syamsudin menyampaikan orasi kebangsaan. Ia menekankan bahwa Indonesia hari ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Akibat dari tidak dijalankannya amanah kekuasaan, rakyat tidak memperoleh hak-haknya untuk hidup sejahtera dan berkeadilan. Ia menyerukan agar pada pemilu presiden di tahun 2024 rakyat cermat dalam memilih, dan ia meyakini bahwa diantara yang ada, yang terbaik adalah pasangan Anies Baswedan-Cak Imin.

Pada penutupan kegiatan, tokoh masyarakat Mashuri Maschab memimpin doa dan menyerukan agar rakyat banyak mohon ampun kepada Allah karena telah lalai dalam memilih pemimpin.

“Mari di pemilu presiden yang akan datang kita memilih pemimpin amanah agar karunia Allah berupa kekayaan alam dan keindahan Indonesia dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada rakyat,” ujarnya.

Baca Juga: Pra PON Putra DIY Berbagi Angka dengan Kalbar

Pada sesi lain kegiatan, ketua relawan AB-NINGRAT Sigit Sugito dihadapan undangan dan pemuka masyarakat setempat meresmikan Rumah Perubahan yang beralamat di Jalan Tohpati Gang Sidoluhur Golo UH 5/936.

Pemilik Rumah Perubahan, Hary Sutrasno menyampaikan kepada media yang hadir, bahwa ia ingin berperan dalam ikut membangun negara dan mengikhlaskan tempat tinggalnya menjadi pusat kendali perubahan untuk mencapai masa depan Indonesia yang lebih baik.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X