KRjogja.com, YOGYA - Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU DIY bekerjasama dengan Rabitah Al-Ma'ahid Al-Islamiyyah (RMI) DIY menyelenggarakan Madrasah Bahtsul Masail di Kampus UNU Yogyakarta. Acara ini merupakan rangkaian peringatan menyambut hari santri, Minggu (22/10/2023).
Ketua LBM PWNU DIY, Dr HM Anis Mashduqi menyatakan, bahtsul masail adalah ruh intelektual Nahdlatul Ulama. Di dalamnya merupakan proses fatwa yang akan menjadi panduan bagi umat Islam.
"Madrasah Bahtsul Masail, diniatkan untuk merevitalisasi keterampilan fatwa di tingkat pesantren. Hasilnya adalah menguatnya mutu kajian kitab kuning di pesantren dan lahirnya mufti yang faqihu zamanih," ujar Anis Mashduqi.
Baca Juga: Putus Rekor Tak Baik di Mandala Krida, Kas Hartadi Ceritakan Alasan Jersey Putih Dipakai
Menurut Anis, Madrasah Bahtsul Masail adalah forum kaderisasi peserta bahtsul masail yang diharapkan menjadi penerus yang kuat dan kompeten para santri dan kiai yang aktif terlibat di dalam lembaga bahtsul masail, baik di tingkat pesantren maupun di tingkat organisasi NU, dari ranting, cabang, daerah maupun pusat.
Hadir sebagai nara sumber di kegiatan tersebut, KH Mahbub Maafi Ramdan MSI, Ketua LBM PBNU dan KH Darul Azka, anggota LBM PBNU. Pada kesempatan itu, KH Mahbub Maafi menjelaskan tentang urgensi kaderisasi bahtsul masail, utamanya kalangan perempuan.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Resmi Menjadi Cawapres Prabowo
Sedangkan KH Darul Azka menguraikan mekanisme dan prosedur bahtsul masail. Acara ini dihadiri 190 peserta dari pesantren-pesantren yang ada di DIY.
Kegiatan ini dihadiri Rais Syuriah PWNU DIY, KH Masud Masduqi, Katib Syuriah PWNU DIY KH Chasan Abdullah, Ketua RMI DIY KH Nilzam Yahya dan beberapa anggota LBM PWNU DIY. Acara ini ditutup dengan praktik bahtsul masail yang dipandu pengurus Forum Bahtsul Masail antar Pesantren (FBMP) se-DIY.
Ketua FBMP Gus Rifqi menjelaskan, setelah acara ini diharapkan tradisi bahtsul masail bisa diselenggarakan lebih intensif lagi di tingkat pesantren masing-masing. (Obi)