Pencak Malioboro Festival Berpeluang Jadi Agenda Tahunan

Photo Author
- Minggu, 12 November 2023 | 10:20 WIB
  Penganugerahan hadiah Pencak Malioboro Festival 2023  (Harminanto)
Penganugerahan hadiah Pencak Malioboro Festival 2023 (Harminanto)


Krjogja.com - YOGYA - Pencak Malioboro Festival 2023 selesai diselenggarakan, Sabtu (11/11/2023) malam di Taman Pintar Yogyakarta. Festival yang mulai diselenggarakan sejak tahun 2012 dengan inisiasi komunitas Paseduluran Angkringan Silat ini membuka peluang menjadi agenda tahunan di DIY.

Aris Eko Nugroho, Paniradya Pati Kaistimewan DIY mengatakan agenda yang telah tujuh kami terselenggara ini berpeluang menjadi agenda tahunan yang mendapat dukungan Pemda DIY. Hanya saja, menurut Aris, masih diperlukan kesepakatan terlebih dahulu terutama terkait dengan waktu penyelenggaraan yang tepat.

"Sangat bisa (menjadi agenda tahunan). Cuma memang kita berharap, waktu maupun berkaitan dengan aktivitas harus betul-betul disepakati dulu, karena yang datang di sini tidak hanya dari Yogyakarta tapi termasuk dari luar Yogyakarta,” ungkapnya pada wartawan.

Aris yang malam itu didaulat menyerahkan piala Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada juara I kategori umum, mengakui pencak silat merupakan warisan budaya dunia. Perpaduan olahraga dan budaya ini menjadi kebanggaan Indonesia ini bisa juga dilakukan di DIY.

“Biasanya teman-teman pencak silat saling bertemu yang dilakukan bukan hanya sekadar silaturahmi saja tetapi juga ada ajang untuk menceritakan berbagai aktivitas, sarasehan, workshop. Pemda DIY bisa memberikan dukungan untuk kegiatan ini," sambungnya.

Warisan seni budaya tradisional menurut Aris akan mendapat perhatian dari Pemda DIY. Seperti tahun 2023 ini, Dana Keistimewaan yang diampu oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mengalir pada penyelenggaraan.

Sementara, Antok Sugiarto, penyelenggara Pencak Malioboro Festival bahwa tujuan utama penyelenggaraan adalah mengangkat pencak siat tradisional menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Acara kali ini diikuti tidak kurang 50 perguruan silat dari berbagai daerah.

“Intinya itu. Kita ingin mengangkat pencak silat tradisional yang belum terdengar oleh masyarakat umum, dan mengangkat ekonomi guru-guru kita. Kita ingin supaya pencak silat tidak hanya sport namun juga mampu memperlihatkan pencak silat tradisional itu merupakan bagian dari warisan budaya dan kearifan lokal Indonesia,” tandasnya lagi.

Hadir pula malam itu Plt Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo yang didaulat menyerahkan piala KGPAA Sri Paku Alam X kepada juara I lomba koreografi pencak silat tradisional kategori anak-anak. Adapun dewan juri di antaranya Whani Darmawan, Jamaludin Latif, M Ahmad Jalidu.

Datang dari berbagai daerah, tim yang tampil sama sekali tidak diperbolehkan membawa nama perguruan. Mereka dinilai berdasarkan penampilan, tata panggung, kostum, tema maupun iringan.

Memeriahkan acara, ditampilkan pula atraksi dari guru-guru silat termasuk dua orang guru silat tradisional dari Kalimantan. Keduanya baru saja menyelesaikan road show mengenalkan pencak silat tradisional ke sejumlah negara di benua Eropa. (Fxh)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X