KRjogja.com - YOGYA - Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Termasuk Indonesia yang dianugrahi kebhinekaan luar biasa.
"Kita sebagai satu bangsa, satu tanah air, harus merawat kebhinekaan dalam satu kesatuan menuju Perubahan," demikian ucap Yani Sapto Hudoyo pada sesi pembukaan kegiatan Muda Bawa Perubahan yang berlangsung di Gallery Sapto Hudoyo, Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta, Minggu (10/12/2023).
Kegiatan diinisiasi bersama oleh komunitas AB Ningrat Muda yang terdiri dari anak-anak muda milenial berlatar belakang keluarga Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Mereka merasa ikut bertanggung jawab merawat kesatuan diantara mereka dalam menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik. Dan pilihan mereka adalah mendukung perubahan.
Baca Juga: TIKI Membantu Batik Geblek Renteng Kulonprogo Semakin Terkenal
Kegiatan menarik dan antusias diikuti seratusan anak muda karena gagasan kreatif inisiator yang memadukan sesi melukis bersama, talkshow tentang politik anak muda dan nyanyi dalam satu tempat. Sesi melukis bersama menjadi paling istimewa karena setiap peserta dibebaskan untuk mengungkapkan aspirasi tentang harapan, sikap, kegundahan dan pilihan politik dalam sebuah kanvas lukisan.
Pada sesi bincang politik tampil Hanum Salsabila Rais yang mengajak anak muda milenial untuk tidak menjauhi politik. "Sejarah bangsa tahun 1908-1998 menunjukkan pemuda selalu menjadi pelopor perubahan bangsa ke arah lebih baik. Protes berbagai cara tentang undang-undang yang tidak memihak rakyat seperti UU Cipta Kerja, Revisi UU pelemahan KPK juga selalu dipimpin dan dipelopori anak muda. Ayo kita menjadi subyek, jangan sekedar obyek," ungkap Hanum.
Di kesempatan sama Solikhul Hadi menyampaikan agar anak muda jangan ragu menentukan pilihan politik sebagai tanggung jawab terhadap nasib bangsa ke depan. "Pilihlah dengan menggunakan akal sehat. Lihatlah rekam jejaknya dan pemahaman kandidat tentang problem bangsa dan solusi mengatasinya. Jangan pilih yang hanya bisa joget dan tidak sukses mengurangi kemiskinan saat menjadi gubernur," ujar Solikhul.
Baca Juga: Pembalap Asal Jakarta Tewas Ditempat dalam Balapan Motorsport di Boyolali
Pada sesi tanya jawab, seorang peserta Hary Sutrasno meminta komitmen kesediaan Hanum dan Solikhul sebagai wakil-wakil anak muda berlatar belakang Muhammadiyah dan NU untuk menjadi pelopor perekat keluarga kedua organisasi besar itu agar Indonesia menjadi kuat. Keduanya dengan terang menyatakan siap berdiri dan memimpin kesatuan Muhammadiyah-NU khususnya di kalangan anak muda.
Pada akhir kegiatan atas usul peserta, pimpinan AB Ningrat Muda, Hawa Habibah memimpin ikrar atau deklarasi milenial Yogyakarta yang berbunyi: Kami Milenial Yogyakarta faham dan merasa bertanggung jawab atas perwujudan tujuan negara. Kami Milenial Yogyakarta faham dan turut merasakan banyaknya rakyat yang hidup dalam keterbelakangan dan kebodohan. Kami Milenial Yogyakarta berkomitmen mewujudkan Perubahan.(*)