Kadipaten Pakualaman Merangkum Kiprah Pahlawan Nasional KGPAA Paku Alam VIII

Photo Author
- Kamis, 8 Februari 2024 | 10:47 WIB
GKBRAy Paku Alam X dan putra pertamanya BPH Kusumo Bimantoro mengenalkan Buku KGPAA Paku Alam VIII Negarawan Pejuang dan Pejuang Negarawan  (Foto: Juvintarto)
GKBRAy Paku Alam X dan putra pertamanya BPH Kusumo Bimantoro mengenalkan Buku KGPAA Paku Alam VIII Negarawan Pejuang dan Pejuang Negarawan (Foto: Juvintarto)

Krjogja.com - YOGYA - Setelah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di tahun 2022, sosok teladan dan kiprah KGPAA Paku Alam VIII dalam perjuangan kemerdekaan RI semakin dikenal luas.

Kadipaten Pakualaman merangkum dalam buku berjudul KGPAA Paku Alam VIII Negarawan Pejuang dan Pejuang Negarawan yang dikenalkan Selasa (6/2/2024) sore di Kagungan Dalem Kepatihan Pura Pakualaman, Jalan Masjid No 5 Yogyakarta.

"Buku ini terbit dari rangkaian panjang penerbitan buku mengenai sosok Paku Alam VIII sebelumnya, juga dari dokumen, naskah akademik pengusulan sebagai Pahlawan Nasional yang telah diperkaya dengan banyak data," ungkap putra pertama Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, BPH dalam sambutannya.

Baca Juga: JCW Apresiasi Kinerja Kejati DIY dalam Penuntasan Mafia Tanah Kas Desa

Buku setebal hampir 300 halaman ini disusun Tim Penulis dosen, sejarawan, peneliti : Baha Udin, Mutiah Amini, Sudibyo (KMT Widyo Hadiprojo), Sri Ratna Saktimulya (Nyi MT Sestrorukmi), Haryadi, dan Darto Harmoko.

Acara ini juga dihadiri GKR Mangkubumi, GKR Hayu dan GBPH Prabukusumo. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogya Yetti Martanti Sejarawan UGM Djoko Suryo.

Dari Keluarga Kadipaten Pakualaman hadir GKBRAy Paku Alam X dan putra pertamanya BPH Kusumo Bimantoro dengan sambutan yang disampaikan KPH Indrokusumo mewakili keluarga Pakualaman.

Baca Juga: Film Zulu Dibintangi Orlando Bloom, Aksi Perburuan Gembong Narkoba di Bioskop Trans TV

"Dalam buku ini KGPAA Paku Alam VIII terlihat kecintaan dan kesetiaannya pada NKRI, menyampingkan kepentingan pribadi dan keluarga di atas kepentingan negara dan bangsa. Ditunjukkan pada masa penjajahan Jepang dan awal berdirinya Republik Indonesia," ungkap KPH Indrokusumo.

Dwi tunggal bersama Sultan Hamengku Buwono IX, KGPAA Paku VIII menghindari adu domba dan provokasi dari Jepang dan fokus pada perjuangan NKRI dan keberlanjutannya sebagai negara yang baru berdiri.

"Sikap kenegarawanan KGPAA Paku Alam VIII ditunjukkan dengan kesetiaannya pada Sri Sultan HB IX dan Presiden Republik Indonesia, sepanjang hayatnya selalu memosisikan diri sebagai Wakil Gubernur DIY. Bahkan setelah Sultan HB IX wafat, tetap memilih kedudukan sebagai Wakil Gubernur, meskipun terbit SK sebagai Pejabat Gubernur pada 1988," ungkap KGPAA Paku Alam X dalam sambutannya.

Baca Juga: Hari Ini Cuaca Yogya Cerah Berawan, Namun Dua Wilayah Ini Punya Potensi Hujan

Pada 20 Mei 1998 bersama dengan Sri Sultan HB X, KGPAA. Paku Alam VIII menerima Pisowanan Agung Rakyat Yogyakarta mendukung Gerakan Reformasi.

"Pisowanan itu menunjukkan bahwa semangat juang dan jiwa patriot KGPAA Paku Alam VIII tetap begelora sampai akhir hayatnya karena empat bulan sesudah Pisowanan Agung tersebut beliau wafat pada 13 September 1998," ungkap KGPAA Paku Alam X.

Sebelumnya KMT Widyo Hadiprojo dari Tim Penulis menyebutkan KGPAA Paku Alam VIII bernama asli Barmh Sularso Kunto Suratno lahir 10 April 1910, putra KGPAA Paku Alam VII dengan permaisuri, Gusti Raden Ayu Retno Puwoso, putri Sunan Paku Buwono X di Surakarta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X