Krjogja.com - YOGYA - HM. Syukri Fadholi, SH, M.Kn selaku tokoh agama dan tokoh politik di DIY mengajak seluruh elemen masyarakat selalu menjaga persatuan dan kesatuan dengan menghindari narasi yang dapat memecah belah dan bangsa Indonesia, baik menjelang, selama maupun pasca Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi rakyat Indonesia yang menjadi kebanggaan semua pihak, sekaligus menjadi refleksi kedewasaan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dalam berdemokrasi.
“Saya ingin Pemilu 2024 ini memuatnya adalah sebuah gagasan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Kita digunakan bersama tagar Pemilu Damai 2024 sebagai upaya bersama dalam menjawab berbagai potensi permasalahan Pemilu 2024. Selain ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, juga untuk mencegah perpecahan dan penyebaran HOAX,” ungkap Syukri, Senin (12/2/2024).
Baca Juga: Partai Garuda dan PSI Dicoret Sebagai Peserta Pemilu di Purworejo
Menurut Syukri Fadholi yang merupakan Deklarator Partai Ummat yang juga Presidium FUI (Forum Umat Islam) DIY, beredar berbagai narasi bernuansa politik identitas khususnya terkait SARA sangat berpotensi memecah belah persatuan dan masyarakat kesatuan, bangsa dan negara Indonesia. Informasi yang berkembang dan diterima di tengah-tengah masyarakat menjadi bias karena misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
Pada zaman medsos sekarang ini terutama pada event nasional seperti Pemilu bahwa ada tiga masalah besar yang menjadi perhatian kita (selama Pemilu), yang pertama adalah HOAX, kedua fitnah, dan yang ketiga ujaran kebencian atau ujaran kebencian, ini yang menjadi potensi munculnya kerawanan sosial, " katanya.
Baca Juga: Sultan Benarkan Diminta Jokowi Fasilitasi Pertemuan dengan Megawati, Begini Katanya
Syukri Fadholi mengatakan Indonesia harus berkaca dan belajar dari pemilihan umum di negara-negara lain yang pelaksanaannya terganggu akibat tersebarnya disinformasi di masyarakat. Menurut dia, disinformasi dalam pemilu dapat mengakibatkan kalahnya keilmuan dengan popularitas, menurunnya kepercayaan pada demokrasi dan institusi pemerintahan, instabilitas politik dan sosial, terbatasnya akses pada informasi faktual, hingga polarisasi masyarakat yang berkepanjangan.
“Narasi Pemilu Damai 2024 harus kita gelorakan bersama Polri, TNI, Kominfo dan pekerja media. Kolaborasi dapat dilakukan melalui amplifikasi narasi Pemilu Damai 2024 pada media sosial dan media konvensional, serta kolaborasi dengan media massa dalam memproduksi informasi dan berita positif terkait Pemilu 2024,” mengungkapkannya.
Dalam kesempatan itu, Syukri Fadholi menjelaskan bahwa aparat keamanan (Polri/TNI), Kominfo dan pekerja media memiliki Cyber Troops untuk secara rutin melakukan patroli siber yang menyatukan konten-konten yang mengandung kebencian, fitnah, dan HOAX di internet untuk selanjutnya dilakukan pemutusan akses. Selain itu, Polri harus melakukan penindakan hukum secara tegas terhadap konten-konten tersebut untuk mencegah terjadinya perpecahan di masyarakat.
Kali ini kita tegaskan karena yang kita pertaruhkan adalah persatuan dan kesatuan nasional kita. Kita harus ingat perjuangan dan pengorbanan para pendiri bangsa untuk menyatukan Indonesia. Hal ini harus dijadikan semangat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan mencapai Indonesia Emas 2045 melalui hasil Pemilu yang berintegritas dan baiklah," simpulnya. (Fxh)