KRjogja.com - YOGYA - Keberadaan pemimpin yang kompeten, berintegritas, memiliki jiwa entrepreneur dan berkomitmen untuk memecahkan persoalan-persoalan bangsa, saat ini sangat diperlukan oleh Indonesia. Selain itu untuk bisa mengantarkan masyarakat pada kemajuan dan kemakmuran seorang pemimpin juga harus transparan dan akuntabel dalam setiap kebijakan yang akan diputuskan dan diterapkan. Serta memiliki komitmen terhadap upaya pemberantasan korupsi. Pasalnya tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia semakin kompleks.
"Di era seperti sekarang pemimpin harus mempunyai kemampuan leadership yang mumpuni. Dalam arti pemimpin harus mampu menjadi problem solver, kemampuan manajerial yang memadai & mampu berkomunikasi dengan baik. Selain itu pemimpin wajib menjunjung moral & etika serta taat pada regulasi. Tidak hanya itu pemimpin juga dituntut mempunyai wawasan enterpreneur yang mencakup visioner, mampu mengambil keputusan dengan tepat & cepat, kreatif serta mampu berkolaborasi dengan pihak manapun," kata Wakil Ketua KADIN DIY sekaligus Penasehat ISEI Cabang Wawan Harmawan, SE, MM dalam acara diskusi terbatas dengan tema 'Leadership: Dari Berbagai Sudut Pandang' di ALRA Corner, Jumat (22/3/2024) petang.
Selain Wawan Hermawan, diskusi terbatas tersebut juga menghadirkan narasumber Tri Saktiyana (Plt Kepala Bappeda DIY), Prof Dr Edy Suandi Hamid (Rektor UWM Yogyakarta), Dr Dorothea Wahyu Ariani (Dosen FE UMB Yogyakarta ) dan Prof Lincolin Arsyad, PhD (Guru Besar FEB UGM) dengan moderator Ronny Sugiantoro (Wapemred SKH Kedaulatan Rakyat).
Baca Juga: Walhi Jateng: Banjir Pantura Akibat Rusaknya Ekologis
Dalam diskusi tersebut ada beberapa peserta aktif seperti Tim Apriyanto (Pengurus KADIN DIY) ,Bambang P Hadi (Wakil Bendahara ISEI Cabang Yogyakarta), Bakti Wibawa (BRIN), Dr Rudy Badrudin (Wakil Ketua ISEI Cabang Yogya), Dr Y Sri Susilo (Sekretaris ISEI Cabang Yogya) dan Eko Suwardi (FEB UGM).
Dalam kesempatan itu Edy Suandi mengatakan, seorang pemimpin harus memiliki integritas (kejujuran), komitmen pada tugas dan janji (amanah) serta kompetensi sesuai jabatan yang diembannya. Karena jika beberapa hal di atas diabaikan, kepemimpinannya tidak akan membawa hasil yang diinginkan sesuai tujuan organisasi, atau pemerintahan.
"Kita berharap hasil Pemilu 2024 bisa menghasilkan pemimpin yang lebih menyejahterakan rakyat, dan menurunkan kemiskinan. Tentu semua itu akan bisa diwujudkan apabila perguruan tinggi berperan aktif. Karenanya saat ini lembaga pendidikan kampus tidak bisa di menara gading, sebaliknya kampus harus peduli dengan persoalan-persoalan aktual yang menyangkut kepentingan rakyat dan bangsa," terang Edy Suandi.
Hal senada diungkapkan oleh Dorothea Wahyu Ariani.Menurutnya, pemimpin adalah penjaga gawang budaya organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin diharapkan dapat membawa organisasi melestarikan budaya organisasi atau merubah budaya organisasi yang sudah tidak sesuai.
Baca Juga: Selat Muria Kembali Muncul Akibat Banjir Demak?
Dalam konsep kepemimpinan daerah, kepala daerah tidak jauh berbeda dari pemimpin organisasi atau perusahaan. Pemimpin yang disukai masyarakat adalah yang mau mendengarkan suara rakyat dan memenuhi keinginan masyarakat
"Kepemimpinan (leadership) tidak bisa lepas dari followership. Permasalahan kepemimpinan tidak terlepas dari permasalahan pengikut. Namun kepemimpinan tidak secara serta-merta meningkatkan kinerja pengikutnya. Konsep kepemimpinan yang paling disukai adalah pemimpin yang dirasakan mendukung anak buahnya," terangnya.
Sedangkan Prof Lincolin Arsyad menyatakan, di era sekarang pemimpin tidak sekadar dituntut cerdas. Tapi juga memiliki sikap sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan amanah) dan Fathonah (cerdas). Apabila pemimpin di Indonesia bisa memiliki sifat seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dirinya optimis, mereka akan bisa mengantarkan rakyat tidak hanya pada kemajuan, tapi kesejahteraan dan kejayaan.
"Sayang pemimpin kita saat ini belum bisa sepenuhnya mewujudkan hal itu. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk saling mengingatkan agar para pemimpin di negeri ini bisa mentauladani sikap kepemimpinan Rasulullah (sidiq, amanah, tabligh, fatonah," jelasnya.
Sementara itu Plt Bappeda DIY, Tri Saktiyana menambahkan,selain memiliki kompetensi, integritas, berwawasan luas, kompetensi dan jiwa entrepreneur. Seorang pemimpin Yanga baik harus selalu menjunjung etika yang sudah dan peduli terhadap kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan begitu diharapkan mereka bisa mengetahui berbagai persoalan yang sedang ada di masyarakat, sehingga bisa segera mencarikan solusi terbaik terhadap persoalan yang sedang dihadapi. Tentunya semua itu akan bisa diwujudkan apabila seorang pemimpin terjun langsung dan mau mendengarkan aspirasi masyarakat.
Baca Juga: Banjir Meluas di Kudus dan Demak, Pengungsi Terus Bertambah