WKRI Kabupaten Magelang Napak Tilas ke Tarumartani

Photo Author
- Rabu, 3 April 2024 | 07:26 WIB
WKRI Magelang Napak Tilas dari Kerkof Muntilan ke Pabrik Rokok Cerutu Tarumartani Yogyakarta. (istimewa)
WKRI Magelang Napak Tilas dari Kerkof Muntilan ke Pabrik Rokok Cerutu Tarumartani Yogyakarta. (istimewa)


Krjogja.com - Yogya - Sebanyak 35 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPC Kabupaten Magelang mengikuti napak tilas Pendiri WKRI Maria Sulastri, sebagai bagian dari Peringatan 100 Tahun WKRI.

Kegiatan dimulai dengan ziarah ke Makam Kerkof Muntilan, lalu dilanjutkan dengan ziarah ke Makam Celeban dan kunjungan ke pabrik rokok cerutu Tarumartani Yogyakarta, tempat pendiri WKRI memperjuangkan upah buruh perempuan.

Baca Juga: Pastikan Kendaraan dan Awak Angkutan Lebaran Harus Sehat, Polres Purbalingga Gelar Pemeriksaan Terpadu 

Ketua panitia Emelia Ratri menyatakan bahwa kegiatan ini bertema "Lahir Kembali Semakin Berarti", dengan tujuan untuk memahami sejarah dan latar belakang WKRI. Di samping itu, napak tilas ini juga diharapkan dapat menginspirasi anggota WKRI bahwa mewujudkan iman memerlukan perjuangan, serta meningkatkan peran organisasi perempuan Katolik dalam masyarakat.

WKRI Magelang Napak Tilas dari Kerkof Muntilan ke Pabrik Rokok Cerutu Tarumartani Yogyakarta."Kegiatan napak tilas ini diikuti perwakilan ranting WKRI se-Kabupaten Magelang. Di Magelang ada 12 ranting WKRI,” tutur Emelia didampingi Ketua WKRI DPC Magelang Agata Sri Sumarti.

Baca Juga: Catat! Ini Jadwal Operasional Jalan Tol Solo-Yogyakarta saat Mudik Lebaran 2024

Selain ke Kerkof Muntilan, ziarah dilanjutkan ke Makam Celeban Yogyakarta, tempat dimakamkannya penasihat WKRI pertama Romo Fransiskus Strater SJ dan Romo Harjosoewanda SJ.

Peserta napak tilas juga menyempatkan kunjungan ke PT. Tarumartani, dimana dulu Pendiri WKRI memperjuangkan upah buruh perempuan, khususnya di pabrik rokok cerutu tersebut.

Baca Juga: WOM Finance Klaten Bagikan Paket Sembako untuk Janda dan Dhuafa

Ketua bidang organisasi Alexandra Hersi Krisnawati mengutarakan dulu jaman Belanda memperlakukan kaum buruh perempuan di Indonesia, secara tidak manusiawi. Dan kemudian pendiri WKRI Sulastri yang saat organisasi perempuan Katolik ini masih bernama Pusara Wanita Katolik, berhasil menaikkan derajat kesejahteraan upah kaum buruh perempuan, termasuk di pabrik rokok cerutu Tarumartani ini.

“Kami melakukan napak tilas ini untuk mengetahui latarbelakang WKRI itu seperti apa. Saat ini sudah 100 tahun, kalau kami tidak tahu sejarahnya, apa gunanya kami berorganiasi di WKRI,” ujar Hersi.

Baca Juga: Puasa Keberapa Hari Ini Rabu, 3 April 2024? Berikut Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa di Wilayah Yogyakarta

Pendamping WKRI

Romo Agustinus Sudarisman Pr berharap, melalui napak tilas ini paling tidak anggota WKRI akan punya gambaran bahwa mewujudkan iman itu tidak secara otomatis, namun melalui perjuangan. Imam Projo Keuskupan Agung Semarang ini juga berharap di usia seabad WKRI menjadikan organiasi perempuan Katolik itu kian berkiprah di tengah masyarakat (*)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X