Krjogja.com - YOGYA - Jogja Art + Books Festival (JAB Fest) bersiap digelar 1-14 Mei 2024 di The Ratan dan Kampoeng Mataraman Yogyakarta. JAB Fest tahun ini, mengusung delapan program yang mempertemukan seni dengan literasi dalam beragam bentuknya.
Delapan program tersebut yakni: Diskusi buku, Performance Lecture, Berbincang, Seniman Bicara, Pameran Seni Rupa, The Sounds of Poetry, Penulis Bercerita, dan Bazar Buku. Menarik, bakal ada banyak penampilan dan hal apik yang bisa dinikmati pengunjung festival.
Ketua Program JAB Fest 2024, Dodo Hartoko mengatakan gelaran pada tahun kedua ini menjadi ruang menunjukkan keberpihakan Jogja pada seni dan literasi yang dihidupi dan digerakkan oleh masyarakat. Sederetan nama besar para penggerak seni dan literasi akan meramaikan acara seperti Eko Nugroho, Afrizal Malna, Leila S Chudori, Silampukau, Saut Situmorang, St Sunardi, Puthut EA hingga Erizal.
Baca Juga: Cegah Penyelewengan Bantuan, Mesin Industri Rumah Tangga Diperiksa Tiap Triwulan
"Secara khusus, JAB Fest 2024 memberikan ruang seniman membicarakan karyanya dalam merefleksikan mooi Indie dari masa ke masa. Program JAB Fest ini mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan DIY sebagai bagian dari penguatan literasi dan pengembangan kebudayaan melalui dana keistimewaan Yogyakarta," ungkapnya.
Dodo menambahkan, Leila S Chudori yang saat ini begitu terkenal dengan bukunya Laut Berbicara akan hadir langsung dan berdialog dengan pengunjung. Buku Laut Bercerita memang sangat dikenal, bahkan sudah dicetak sampai 67 kali.
"Kebetulan setting lokasi dalam buku itu ada di Jogja, sehingga sangat luar biasa animo untuk bertemu dengan Leila. Ada 20 ribu judul buku dari penerbit indie yang itu UMKM. Tapi ada juga penerbit besar yang justru menjadi pelengkap dalam festival ini. Ada 60 musisi di Jogja, juga band skala nasional seperti Silampukau," tandasnya.
Baca Juga: X8 Jogja City Mall: Destinasi Belanja Baju Lengkap untuk Couple maupun Family yang Serasi
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Laksmi Pratiwi secara khusus meletakkan program JAB Fest sebagai wajah keistimewaan budaya Jogja secara nasional dan Internasional. 6 hari penyelenggaraan tahun lalu ternyata mampu menghasilkan Rp 260 juta penjualan buku yang menjadi potensi luar biasa bagi dunia literasi.
"Dengan durasi lebih panjang sampai 14 hari harapannya bisa memberikan ruang lebih besar bagi penggemar buku untuk mendapatkan akses. Di sisi lain harapannya buku tetap mendapat tempat di hati masyarakat. Buku dikawinkan dengan seni, beragam aktivasi seperti seni rupa dan seni pertunjukkan lewat musik. Harapannya ini menjadi ruang bertemu masyarakat dan pelaku seni," pungkas Dian. (Fxh)