KRjogja.com - YOGYA - Lintas Komunitas Berdikari #JogjaMenyala menggelar acara Kenduri Rakyat Jogja di Embung Langensari Klitren Lor Gondokusuman Yogyakarta, Kamis (20/6/2024) malam. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperingati Bulan Pancasila dan Haul Bung Karno 54 Tahun diiringi doa pemuka lintas agama juga tumpeng berjumlah 54 buah.
Embung Langensari dipilih karena letaknya strategis di tengah kota yang padat dengan pemukiman penduduk. Harapannya pesan-pesan kebangsaan yang disampaikan dapat semakin mempertebal jiwa nasionalisme publik.
Penggagas acara Widihasto Wasana Putra menjelaskan acara Kenduri Rakyat Jogja bukanlah sekedar kegiatan seremonial semata. Ada substansi yang ingin ditegaskan yakni sebagai edukasi sejarah perjuangan bangsa khususnya terkait dengan nilai-nilai Pancasila, mengenang jasa-jasa dan mendoakan arwah proklamator Bung Karno serta merajut simpul-simpul masyarakat dan mengkonsolidasi partisipasi publik untuk penguatan gerakan-gerakan kebangsaan kedepanp
"Kami menggandeng warga sekitar untuk terlibat dalam kepanitiaan bersama. Ibu-bu RW 01 Kelurahan Klitren Kemantren Gondokusuman dilibatkan dalam pembuatan puluhan nasi tumpeng. Total nasi tumpeng yang dibuat sebanyak 54 buah sesuai angka tahun Haul Bung Karno. Kami berterimakasih kepada masyarakat yang turut berpartisipasi membuat nasi tumpeng," ungkap Hasto di sela acara.
Untuk menunjang kemeriahan acara ditampilkan orkes keroncong Langen Suryo, paduan suara Nada Surgawi, pertunjukan tari oleh Warto Bosa, orasi kebangsaan yang dipungkasi dengan dahar kembul nasi tumpeng. Ratusan masyarakat ikut terlibat dalam acara tersebut.
Sementara, Wawan Harmawan selaku penggiat Komunitas #JogjaMenyala mengatakan salah satu wujud penting dari kegiatan ini adalah memupuk jiwa nasionalisme dan rasa patriotisme masyarakat. Momentum kebangsaan seperti Bulan Pancasila dan Haul Bung Karno menjadi media yang dapat mempertemukan berbagai komponen masyarakat guna memperkokoh semangat persatuan bangsa.
Dikatakan Wawan Harmawan, Yogyakarta memiliki sejarah penting dalam turut menopang tegaknya kedaulatan dan eksistensi NKRI. Banyak tokoh-tokoh besar Yogyakarta seperti Sri Sultan HB IX, Paku Alam VIII, KH. Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, KH. Al Munawwir, Prof Johanes, IJ Kasimo, Ibu Ruswo dan lainnya yang sangat berjasa untuk bangsa dan negara Indonesia.
"Termasuk komponis terkemuka Koebini yang tutup usia di kediamannya di kampung Klitren. Maka menjadi tugas bersama warga Yogyakarta untuk menjaga api semangat perjuangan tidak pernah padam, pungkas Wawan," sambungnya.
Diakui Wawan, tumpeng yang jumlahnya 54 merupakan suport dari berbagai komunitas yang sama-sama mendukung Kenduri Rakyat Jogja. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci, termasuk harapan untuk mengenalkan Embung Langensari yang menjadi satu-satunya embung di tengah Kota Yogyakarta.
"Ini destinasi untuk masyarakat yang ingin bersantai, harapannya bisa hidup dan membawa manfaat. Kami berterimasih bahwa Bung Karno menyatukan kita semua dalam momen ini," pungkasnya.
Dalam momen tersebut diadakan kirab tumpeng dengan balutan atraksi budaya. Dilakukan pula doa lintas iman oleh para pemuka agama yang turut dalam acara. Para pemuka agama satu suara mendoakan hal baik bagi Bangsa Indonesia saat ini dan ke depan. (Fxh)