DIY Menjadi Rujukan Pengelolaan Lahan Pasir untuk Pertanian

Photo Author
- Selasa, 16 Juli 2024 | 20:30 WIB
Penyuluh pertanian Kutai Barat mengikuti diklat. (Foto: Devid P)
Penyuluh pertanian Kutai Barat mengikuti diklat. (Foto: Devid P)


Krjogja.com, YOGYA - Pengelolaan lahan marginal khususnya lahan pasir untuk pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi rujukan berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya Dinas Pertanian, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur yang mengirim 21 penyuluh pertaniannya untuk mengikuti diklat/studi tiru di DIY.

Ketua Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) DIY Prof Dr Ir Gunawan MS menuturkan, diklat ini merupakan kerja sama antara PPI DIY dan Dinas Pertanian Kutai Barat dan digelar selama tiga hari, 16-18 Juli 2024. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat dalam pengelolaan lahan marginal khususnya lahan pasir.

Selain itu bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam budidaya dan pemilihan jenis hortikultura yang tepat ditanam di lahan pasir guna. "Setelah diklat ini diharapkan nantinya produktivitas hasil pertanian di lahan pasir di sana (Kutai Barat) meningkat," kata Gunawan kepada KRjogja.com di sela pembukaan diklat di Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta, Selasa (16/7/2024).

Baca Juga: Wajah Baru, Kombes Pol Ari Wibowo Jabat Kapolresta Banyumas

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat, Sapriansyah SST MSi mengatakan, wilayah Kabupaten Kutai Barat mempunyai kondisi morfologi dan topografi yang menyebabkan beberapa keterbatasan dalam pengembangannya. Sebagai contoh terdapat beberapa kecamatan yang seluruh wilayahnya berada di lembah/DAS yaitu Kecamatan Penyinggahan, Muara Pahu, dan Siluq Ngurai.

Selain itu, jika dilihat dari aspek ketinggian di atas permukaan laut, daerah dataran rendah di wilayah Kabupaten Kutai Barat pada umumnya dijumpai di kawasan danau dan kawasan sepanjang sungai (DAS). Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan tanah untuk jenis komoditi yang diusahakan masyarakat.

"Dengan adanya diklat ini diharapkan lahan pasir di daerah Kubar terkelola dengan baik serta produktivitas hortikultura di daerah pasir meningkat," kata Sapriansyah.

Baca Juga: Bappenas Ungkap Penyediaan Layanan Inklusif Daerah Perlu Bantuan Masyarakat Sipil

Gunawan menambahkan, dalam diklat, peserta mendapatkan materi teori dari narasumber Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Fakultas Pertanian UGM. Materinya meliputi budidaya hortikultura di lahan pasir dan teknologi pengairannya. Kemudian materi tentang pengendalian hama penyakit tanaman hortikultural di lahan pasir. Penghitungan biaya usaha tani hortikultural cabai, bawang merah, dan melon di lahan pasir dan peningkatan kapasitas penyuluh.

Selain itu, peserta juga belajar secara langsung kepada petani di dua wilayah yang menjadi objek studi tiru. Hari pertama belajar bersama petani cabai dan melon di Trisik Kulonprogo, serta belajar bersama petani klengkeng di Minggir, Nanggulan Kulonprogo. Hari kedua belajar bersama Kelompok Tani Pasir Makmur Sanden Bantul mengenai teknologi irigasi di lahan pesisir, dan budidaya tanaman hortikultura di pesisir pantai. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X