Ratusan Peserta Ikuti Simposium Nasional Koperasi Istimewa 2024, Beradaptasi dan Siap Layani Gen Y Z dan Alpha

Photo Author
- Jumat, 26 Juli 2024 | 13:30 WIB
 Penandatanganan MoU dalam Simposium Nasional Koperasi Istimewa 2024. (Harminanto)
Penandatanganan MoU dalam Simposium Nasional Koperasi Istimewa 2024. (Harminanto)


Krjogja.com - SLEMAN - Peringatan Hari Koperasi ke 77 hadir dengan membawa tema : Koperasi sebagai Ekosistem untuk Konsolidasi, Akselerasi dan Eskalasi Ekonomi Mikro dan Kecil, serta tagline #KoperasiPemberdaya diperingati meriah di DIY. Ratusan insan koperasi DIY berkumpul di Royal Ambarrukmo Hotel mengikuti Simposium Nasional Koperasi Istimewa yang menjadi bagian dari program Gebyar Koperasi Istemewa.

Simposium mengambil tema besar Koperasi Pemberdaya untuk Indonesia Maju dan Mandiri diinisiasi Dinas Koperasi dan UKM DIY. Tiga narasumber hadir yakni Ahmad Zabadi, S.H., M.M, Deputi Bidang Perkoperasian Kementrian Koperasi dan UKM Indonesia, Aji Airlangga, S.E., M.Si., Ak dan Dr. Revrisond Baswir, MBA, Akt, CA, seorang pakar ekonomi dari UGM.

Simposium tersebut dibuka Drs. Tri Saktiyana, M.Si, Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan mewakili Gubernur DIY, Sultan HB X. Dilakukan pula Launching Ceremony QRIS Dinamis Bank BPD DIY untuk SiBakul Jogja.

Baca Juga: Dukungan untuk Gusti Bhre Jadi Calon Wali Kota Solo Terus Mengalir

Tri Saktiyana mengatakan Koperasi Istimewa haruslah bisa beradaptasi di tengah era disrupsi saat ini. Kebiasaan manusia yang berubah setelah adanya kondisi paska pandemi, lalu bonus demografi dengan generasi Y, Z dan Alpa juga revolusi industri 5.0 diharapkan menjadi perhatian.

"Koperasi harus terus melakukan edukasi dan regenerasi. Mestinya sudah beralih melayani generasi Y, Z dan mempersiapkan untuk Alpha. Apakah koperasi kita siap melayani itu?
Kita harus dorong koperasi siswa, mahasiswa, santri dan generasi muda lainnya. Bagaimana koperasi bisa dikemas kekinian agar diterima generasi muda," ungkap Tri Saktiyana.

Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan rasio masyarakat yang berkoperasi khususnya generasi muda yang identik dengan inovasi dan kreativitas. Hal tersebut sebagai upaya mendorong koperasi untuk beradaptasi dengan cepat terhadap pasar global dan menciptakan koperasi yang lebih inovatif dan modern sehingga menjadikannya sebagai ekosistem usaha yang menjanjikan untuk generasi muda berkiprah.

Ahmad Zabadi, mengatakan saat ini ada lebih dari 130 ribu koperasi di Indonesia tapi 85 persen berskala kecil. Koperasi-koperasi itu menurut Ahmad sebagian besar didirikan dengan motif mendapatkan program, proposal dan minta bantuan.

Baca Juga: Hari Pencegahan Tenggelam Sedunia, Apa Itu?

"Ini yang membuat koperasi tak berkembang, karena tidak otentik. Bukan didirikan berdasar kebutuhan anggota. Bukan sekedar berkumpul orang tapi seharusnya sumber daya ekonomi dihimpun. Koperasi akan maju jika anggotanya banyak," ungkapnya.

Ahmad juga memberikan contoh bagaimana di Swiss, ada koperasi yang anggotanya 2,5 juta orang dari total penduduknya 8,5 juta orang. Di Banten, juga demikian, ada koperasi anggotanya 370 ribu, meski menghimpun rata-rata Rp 10 ribu per orang per bulan, bisa mendapat modal Rp 5 miliar setiap bulan.

"Kita berusaha melakukan review koperasi di wilayah masing-masing. Jika memungkinkan dilakukan merger, agar bisa bertumbuh secara sumber daya ekonomi. Koperasi menjadi jawaban atas kebutuhan ekonomi bangsa ini. Menjadi ekosistem membangun konsolidasi juga eskalasi UMKM," tandas dia.

Revrisond Baswir berbicara tentang koperasi platform yang mengamalkan cooperative governance. Intinya menurut Baswir, bisnis yang berbasis platform digital, namun dijalankan dengan mengambil prinsip koperasi serta demokratis.

Baca Juga: Aktor Judi Online Berinisial T, Siapakah Dia?

"Contoh misalnya pinjaman online mendominasi. Tapi tidak ada pinjaman online yang dimiliki oleh para peminjam. Pinjol saat ini kapitalis, dimiliki segelintir orang dan banyak lainnya hanya peminjam. Ini sudah ada contoh dan banyak berkembang di banyak negara," ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

X