Krjogja.com — Yogya — Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional ( Perpusnas) Joko Santoso mengatakan, keberhasilan Perpustakaan Gunung Kidul dan Perpustakaan Magelang yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat diharapkan bisa dicontoh perpustakaan dari negara negara anggota Colombo Plan.
“Kita akan memperlihatkan kepada peserta Colombo Plan atas keberhasilan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang dilakukan oleh Gunung Kidul dan Magelang yang bisa mensejahterakan masyarakat setempat,” kata acara Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) atau Knowledge Sharing Program on Library Transformation Based on Social Inclusion, di Yogyakarta, Senin (12/8).
TPBIS tahun ini mengusung tema “Leveraging the Role of Public Libraries in Strengthening Local Community: Best Practices” berkat kerjasama Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan Colombo Plan.
Baca Juga: Masuk Kemarau Panjang, Kapolres Bantul : Ini Preemtif Sekaligus Preventif Cegah Kebakaran
Kali ini acara dihadiri sebanyak 19 peserta dari 11 negara Asia-Pasifik bersama dengan peserta dari Indonesia, akan belajar dan berbagi pengalaman mengenai TPBIS. Adapun negara peserta berasal dari Bangladesh, Bhutan, Laos, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Filipina, Vietnam, serta Indonesia.
“TPBIS kembali berbagi praktik terbaik dalam memperkuat peran perpustakaan umum dalam pembangunan sosial. Program TPBIS diinisiasi oleh pihaknya untuk meningkatkan literasi, kreativitas, serta mengurangi kemiskinan akses informasi,” tegasnya.
“Saya mengucapkan selamat datang kepada para peserta yang berasal dari berbagai negara, yaitu Bangladesh, Bhutan, Laos, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Filipina, Vietnam, serta Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Pelantikan Dewan, BSB Pecah Rekor Lolos Periode Keempat
Ditambahkan, tahun lalu, Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS pertama kali digelar di Jakarta dan dibuka pada 13 November 2023. Kegiatan menghadirkan 18 peserta dari enam negara anggota Colombo Plan dan Indonesia.
Dijelaskan, peserta akan diinapkan di desa-desa TPBIS unggulan untuk merasakan, mengalami, dan belajar langsung bagaimana TPBIS dilaksanakan. “Kami berharap pendekatan ini akan memberikan wawasan yang lebih kaya dan berkesan, serta memperkuat pemahaman peserta mengenai pentingnya perpustakaan dalam transformasi sosial,” tambahnya.
Ia mengutarakan harapan agar negara kerja sama Selatan-Selatan dapat memetik hikmah dan manfaat dari kegiatan ini guna meningkatkan peran perpustakaan dalam menguatkan literasi masyarakat secara inklusif.
Pada tahun mendatang, program ini diharapkan berlanjut dan digelar di tempat berbeda. “Mempertimbangkan kesuksesan program di tahun lalu dan implementasi program tahun ini, kami mengusulkan bahwa tahun depan program berlanjut di Bali,” tuturnya.
Baca Juga: SD Muhammadiyah Pendowoharjo Rayakan Hari Kemerdekaan RI ke-79 dengan Lomba Kolaboratif
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Noviyanti menjelaskan pentingnya kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antarnegara.“Kita berkumpul di sini untuk bertukar ide, berbagi praktik terbaik, dan menjalin jaringan kolaboratif yang akan membantu kita membuka potensi perpustakaan secara penuh,” ujarnya.
Baginya, keberlanjutan kegiatan ini menunjukkan dedikasi kolektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030."Kehadiran kita semua di sini, menandakan dedikasi bersama untuk meningkatkan kualitas hidup di masyarakat," ungkapnya.