Sinergi Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan DIY

Photo Author
- Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:25 WIB
 Blusukan pasar oleh Bea Cukai dan Disdagperin di Pasar Tegalgede    ((foto:Abdul Alim))
Blusukan pasar oleh Bea Cukai dan Disdagperin di Pasar Tegalgede ((foto:Abdul Alim))


Krjogja.com - Yogya - DIY kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,10% (mtm) sehingga secara tahunan inflasi DIY mencapai 1,85% (yoy) pada September 2024. Dalam rangka memenuhi rentang sasaran 2,5% +/- 1%, TPID DIY menghadapi berbagai tantangan antara lain dinamika kondisi pasokan dan permintaan akibat pengaruh musiman maupun struktural, nilai tambah komoditas yang terbatas seiring belum optimalnya hilirisasi, serta peranan off taker lokal yang belum optimal.

Berkaca pada kondisi tersebut ,TPID DIY menginisiasi pelaksanaan Rakorda TPID se-DIY yang juga melibatkan Kemenko Perekonomian. Kegiatan ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari Rakornas TPID dan mendukung GNPIP secara nasional. Rakorda dihadiri Seskda DIY, Beny Suharsono, Jajaran Forkopimda DIY, Kepala Daerah se-DIY, anggota TPID se-DIY, serta Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian.

Rapat dibuka dengan laporan TPID DIY oleh Asisten II Sekda DIY yang menekankan pentingnya peranan sinergi antar lembaga dan daerah dalam menjaga stabilitas inflasi sehingga mendukung kinerja ekonomi, keterjangkauan harga komoditas dan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Prediksi Skor Borussia Dortmund vs St Pauli di Bundesliga 2024: Head to Head, Line Up dan Link Live Streaming

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim menyatakan deflasi yang terjadi di DIY dipicu harga komoditas yang mulai menunjukkan normalisasi. Hal ini salah satunya diindikasikan dengan penurunan harga komoditas pangan, khususnya beras, cabai dan bawang, namun masih berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP) dan lebih tinggi dari harga terendahnya dalam lima tahun terakhir sehingga margin keuntungan bagi produsen masih relatif terjaga.

" Penguatan produktivitas pangan dalam mengatasi anomali cuaca dengan mengimplementasikan teknologi melalui intensifikasi, akselerasi ekstensifikasi lahan pertanian melalui urban farming dan optimalisasi pemanfaatan lahan tidur, serta penguatan ekosistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir," ujar Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian Adriansyah di Royal Ambarukmo Yogyakarta, Rabu (17/10) lalu.

Secara umum, Adriansyah menyimpulkan terdapat beberapa hal yang berpotensi mempengaruhi kondisi inflasi DIY ke depan antara lain, pengembangan inovasi teknologi pertanian yang masih terbatas, kondisi iklim La Nina di akhir tahun yang berpotensi memberikan dampak terhadap produksi pangan, aliran pasokan komoditas pangan ke luar DIY yang relatif besar.

Baca Juga: Ini 3 Rekomendasi Parfum Pria yang Laris Manis hingga Akhir 2024

" Selain itu, perlunya dorongan hilirisasi pangan untuk menjaga stabilitas harga, meningkatkan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Sementara itu, kondisi permintaan dan daya beli di DIY masih relatif terjaga tercermin dari indeks penjualan makanan dan minuman yang meningkat, didukung kepercayaan konsumen yang masih optimis," paparnya.

Sebagai respon terhadap kondisi tersebut, terdapat beberapa strategi dalam arahan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku.Buwono yang diwakili Sekda DIY Beny Suharsono yaitu melakukan komunikasi secara intensif dengan petani, pedagang dan pelaku usaha serta masyarakat untuk mengelola ekspektasi, baik dari sisi kepastian produksi, distribusi hingga pola konsumsi.

Kemudian mendorong optimalisasi peran off-taker lokal termasuk menciptakan kemitraan dengan industri, memprioritaskan penggunaan belanja pemerintah daerah untuk antisipasi dampak inflasi pada perekonomian, penguatan sinergi dalam upaya intervensi pasar dan inovasi daerah untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian, dan optimalisasi lahan tidur atau tanah kas desa dalam rangka memperkuat produksi pertanian.

Baca Juga: Pesta Boneka 'Seeds of Hope' Siap Digelar, Seniman 25 Negara Hadir ke Yogyakarta

"Sejalan dengan pengendalian inflasi, kinerja ekonomi DIY harus terus dijaga dan ditingkatkan, salah satunya terkait dengan pariwisata. Karena akan menjaga permintaan, mendukung pendapatan dan daya beli masyarakat yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan," imbuh Beny. (Ira)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X