KRJogja.com - Sejak tahun 2008, Papermoon Puppet Theatre secara independen mengadakan PESTA BONEKA, sebuah festival teater boneka berskala Internasional. Festival yang diadakan per dua tahun ini menjadi ruang berkumpulnya seniman dan para pecinta teater boneka dari berbagai belahan dunia.
Tahun 2024 ini, dengan kembali menggunakan sistem pendaftaran terbuka, PESTA BONEKA menerima sekitar 100 proposal seniman dari 38 negara. Di tahun ini, PESTA BONEKA akan digelar di Yogyakarta dengan melibatkan 120 orang peserta dari 33 kelompok seniman dan individu, yang berasal dari 25 negara termasuk Indonesia.
Selama 14 tahun terakhir penyelenggaraan festival, PESTA BONEKA selalu memilih lokasi yang beragam, mulai dari ruang teater sampai ke desa. Upaya ini dilakukan untuk menghadirkan seni teater boneka di ruang yang lebih luas, dan selain itu juga untuk membuka interaktivitas yang lebih cair antara para seniman dengan penonton festival.
Sejak awal digelar, PESTA BONEKA adalah sebuah festival berskala internasional yang diupayakan secara mandiri oleh Papermoon Puppet Theatre. Berbagai upaya penggalangan dana dilakukan oleh tim Papermoon untuk bisa mewujudkan festival ini.
Mulai dari membuat pentas keliling di berbagai kota, sampai juga membuat “DINING ROOM Project” yang pertama kali digelar di ruang makan Dian Sastrowardoyo bekerjasama dengan RUCI Art Space serta Beacon FIlm pada September lalu. PESTA BONEKA yang awalnya hanya merupakan pagelaran sederhana yang dihadiri 4 seniman dari 4 negara di tahun 2008, kini telah bertumbuh dan berkembang.
"Tema tahun ini “SEEDS OF HOPE” hadir sebagai respon terhadap situasi dunia saat ini. Kami percaya bahwa kesenian, khususnya teater boneka, dapat menjadi media untuk menanamkan banyak benih harapan. Harapan akan tempat yang lebih baik, dunia yang lebih baik, masyarakat yang lebih baik, kehidupan yang lebih baik, komunikasi yang lebih baik, cara yang lebih baik untuk mendengarkan dan memahami satu sama lain," ungkap inisiator Maria Tri Sulistyani atau karib disapa Ria Papermoon, Jumat (18/10).
Adapun Program PESTA BONEKA#9 tahun digelar di Kampoeng Media Resort Yogyakarta di mana seluruh aktivitas festival akan menjadi satu sehingga penonton dan seniman dapat berbagi momen perjumpaan ini di tempat yang sama. Pengunjung festival selama tanggal 23 - 27 Oktober 2024 akan menikmati berbagai sajian pertunjukan dari 33 seniman/ grup dari 25 negara. "Setiap pertunjukan akan diikuti dengan sesi diskusi/ tanya jawab dengan penonton. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dan menarik bagi pengunjung," sambung Ria.
Seniman yang dipastikan tampil yakni Bernd Ogrodnik (Islandia), BIXO (Brazil/Australia), Borneo Art Play (Indonesia) BRAT (Italia), Bright Ong (Malaysia/Singapura), Carla Taglietti- Le Strologhe (Italia), Chamber Music Puppet (Indonesia), Compagnie Entre Les Fils (Perancis), Dane Eissler (Amerika Serikat), Dreams and a Heart (Inggris), Goni Puppet Theatre (Indonesia), Jae Sirikarn Bunjongtad (Thailand), Kahanane Project (Indonesia), Karla Kracht (Jerman/Spanyol), Lìzé Puppet Art Colony(Taiwan), Magica Mamejika (Jepang/Indonesia), Marianna Lis (Polandia), Mighty Woman Mini Puppet Collective (Thailand, Taiwan, Amerika, Vietnam) Odivo Theatre (Slovakia), Papermoon Puppet Theatre (Indonesia) & Usaginingen (Jepang), Picos Puppet Palace (Australia/Canada), Puppet and Its Double Theatre (Taiwan), Puppet-Kkun BESISI (Korea Selatan), Rolling Puppet (Macau), Sekat Studio (Indonesia), Talentshow Theatre (Thailand), Teater Štrik (Austria/Slovenia), Tiny Colossus Production (Jerman), TồLô Puppet Theatre Company (Vietnam), Tom Lee (Amerika Serikat)
Uçaneller Kuklaevi (Turki), Ulang Alik (Indonesia) dan Utervision Company (Jepang).
Beberapa seniman yang akan terlibat dalam Pesta Boneka#9 juga akan mengadakan lokakarya dan diskusi dengan berbagai peserta. Kedua aktivitas ini ditujukan untuk seniman profesional, aktor, guru, pelajar, mahasiswa, manula dan keluarga.
"Untuk melengkapi pengalaman festival bagi para pengunjung dan pengisi acara, PESTA BONEKA memberikan ruang dan kesempatan bagi para pelaku industri kreatif, seni, merchandise, dan FNB selama festival berlangsung untuk memperkenalkan produk mereka dan melakukan direct selling sebagai katalisator dampak ekonomi dari festival," ujarnya. (Fxh)
