UNY Kukuhkan 5 Guru Besar Baru

Photo Author
- Minggu, 8 Desember 2024 | 07:30 WIB
 Prosesi pengukuhan 5 Guru Besar UNY di Rektorat UNY hari ini. (UNY)
Prosesi pengukuhan 5 Guru Besar UNY di Rektorat UNY hari ini. (UNY)


Krjogja.com - SLEMAN - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar prosesi pengukuhan lima guru besar baru pada Sabtu (7/12/2024) di Rektorat. Acara ini menandai langkah penting UNY dalam memperkuat peran akademik dan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Kelima akademisi yang akan dikukuhkan kali ini seluruhnya berasal dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK). Kelimanya yakni, Prof. Dr. Rumpis Agus Sudarko, MS., Prof. Dr. Suhadi, M.Pd., Prof. Dr. Sumarjo, M.Kes., Prof. Dr. Ngatman, M.Pd., dan Prof. Dr. Eddy Purnomo, M.Kes.

Diharapkan, kelima guru besar baru ini dapat memperkuat peran UNY sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul di tingkat nasional maupun internasional. Prosesi pengukuhan ini juga menjadi momentum untuk mendorong pengembangan penelitian dan inovasi yang lebih maju.

Baca Juga: La Nina Bakal Terjadi di Indonesia, berikut dampak positif dan negatif

Guru Besar dalam Ranting Kepakaran Kepelatihan Olahraga Adaptif Prof. Dr. Rumpis Agus Sudarko, MS., dalam pidatonya berjudul ‘Peran Kepelatihan Olahraga Adaptif dalam Pembangunan Olahraga Disabilitas’ mengatakan bahwa kepelatihan olahraga adaptif merupakan pendekatan yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan individu atlet maupun tim.

Dalam era olahraga modern yang semakin kompetitif, peran kepelatihan olahraga adaptif sangat krusial untuk mendorong peningkatan prestasi. Melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan terfokus pada kebutuhan spesifik atlet, pelatih adaptif mampu merancang program yang optimal bagi setiap atlet atau tim. Keilmuan kepelatihan olahraga adaptif memiliki peran strategis dalam pembangunan olahraga bagi penyandang disabilitas.

Dalam pidatonya berjudul ‘Permainan Bola Voli Untuk Semua’, Guru Besar Ranting Kepakaran Permainan Bola Voli Prof. Dr. Suhadi, M.Pd., menegaskan permainan bola voli memiliki peran strategis dalam mendukung pertahanan dan keamanan nasional. Nilai-nilai utama yang diajarkan dalam bola voli, seperti kerja sama tim, disiplin, dan pemikiran strategis, membantu membentuk individu yang tangguh dan mampu bekerja sama.

Baca Juga: Nani Hadi Tjahyanto Ketua Kowani 2024-2029, Wakil Nasyiatul Asyiyah Beri Catatan Kongres

Secara keseluruhan, permainan bola voli memperlihatkan potensi yang besar sebagai instrumen untuk pengembangan aspek sosial, gender, pendidikan, ekonomi, serta pertahanan nasional. Bola voli turut serta memberdayakan komunitas dan memperkuat ikatan sosial, serta memberikan landasan bagi masyarakat yang lebih inklusif dan sejahtera di Indonesia. Dengan demikian, permainan bola voli bukan hanya sekedar olahraga, namun memiliki makna keseluruhan untuk semuanya (volleyball for all).

Menurut Guru Besar Ranting Kepakaran Pendidikan Kesehatan Sekolah Prof. Dr. Sumarjo, M.Kes., dalam pidatonya berjudul ‘Peningkatan Health-Related Quality Of Life Melalui Pengenalan Riwayat Penyakit Dan Tahap Pencegahannya’, dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kondisi kesehatan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor; interaksi antar individu dan lingkungan sekitar.
Bahkan perjumpaan dengan keluarga, teman atau perkumpulan yang ditanyakan adalah kondisi kesehatan masing-masing.

Keadaan ini bisa dinamakan Health Related of Quality of Life (HRQL), yaitu kualitas hidup yang dihubungkan dengan persepsi individu atau kelompok terhadap kesehatan fisik dan mental dari waktu ke waktu. Situasi kondisi tersebut ditentukan beberapa faktor, diantaranya perilaku, lingkungan, perawatan kesehatan dan keturunan.

Baca Juga: Jerawat Bikin Tak Percaya Diri, PAFI Kabupaten Halmahera Utara Bocorkan Rahasia Pencegahan dan Faktor Pemicunya

Sedangkan Prof. Dr. Ngatman, M.Pd., Guru Besar Ranting Kepakaran Metode Pembelajaran Latihan Tenis mengungkapkan ‘Strategi Pembinaan Tenis Di Indonesia’. Diungkapkannya bahwa untuk meningkatkan prestasi tenis Indonesia dibutuhkan strategi jitu dalam proses pembinaan.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan di antaranya adalah: pemanduan bakat/talent scouting, pembinaan petenis secara berjenjang mulai dari grassroot, junior, dan senior dengan mendirikan sentra-sentra pembinaan di berbagai wilayah berbasis sport science termasuk program promosi degradasi, sistem kompetisi yang berjenjang dari junior sampai senior, serta keterlibatan praktisi dan akademisi dalam pembinaan. Program sinergitas dan kolaborasi berbagai pihak antar kelembagaan baik pemerintah maupun non pemerintah juga harus ditingkatkan.

Sinergitas dan kolaborasi ini sangat diperlukan dalam pembinaan tenis untuk menghindari terjadinya tumpang tindih peran dan kewenangan dari pemangku kebijakan (terutama Pengda dan PB PELTI) dan lembaga penyelenggara keolahragaan (Kemenpora, KONI Pusat dan Daerah). Dengan tata kelola organisasi yang baik diharapkan pembinaan tenis di Indonesia akan mendapatkan prestasi yang maksimal.
Pungkasnya, Prof. Dr. Eddy Purnomo, M.Kes. Guru Besar Ranting Kepakaran Pembelajaran Fisiologi Latihan menjabarkan ‘Perubahan Metabolisme yang Membatasi Kontraksi Otot’. Dipaparkan bahwa metabolisme adalah seberapa cepat tubuh membakar kalori atau menyediakan energi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X