Haul 170 Pangeran Diponegoro Digelar Bertepatan Peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Cerita Hidup Bakal Jadi Film Afiliasi Hollywood

Photo Author
- Kamis, 9 Januari 2025 | 08:03 WIB
Suasana peringatan Haul Diponegoro.
Suasana peringatan Haul Diponegoro.

Krjogja.com - YOGYA - Sejumlah ulama dan umara menghadiri Haul ke-170 Pangeran Diponegoro, Rabu (8/1/2024) malam, di Pendopo Pangeran Diponegoro Museum Sasana Wiratawa Tegalrejo Yogyakarta. Peringatan tersebut istimewa karena bertepatan dengan peringatan 200 tahun Perang Jawa.

Kerabat Kraton Yogyakarta seperti GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat hadir dalam peringatan tersebut. Hadir pula Wakil Menteri Sosial (Wamensos) RI, Agus Jabo Priyono maupun anggota DPD RI DIY Ahmad Syauqi Soeratno.

Kepada wartawan, Agus Jabo Priyono menyampaikan kehadirannya di Ndalem Diponegoro mengingatkan akan peristiwa besar saat tempat itu diserbu oleh Belanda pada 20 Juli 1825. Disebutkan Agus, Pangeran Diponegoro adalah pemersatu bangsa sekaligus tokoh yang mempertahankan jati diri bangsa yang tidak mau diintervensi oleh kekuatan atau budaya pihak lain.

Baca Juga: Tottenham Hotspurs Menang Tipis 1-0 Atas Liverpool Pada Leg Pertama Semifinal Piala Liga Inggris

"Pada malam hari ini kita akan mengembalikan memori sejarah bahwa Pangeran Diponegoro adalah simbol perjuangan bangsa Indonesia yang tidak mau dijajah oleh negara mana pun. Jadi, dari haul ke-170 ini kita berharap Indonesia kembali bersatu dan memiliki jati diri bangsa yang kuat serta bisa berdikari. Kita akan menjadikan Pangeran Diponegoro adalah teladan," ungkapnya.

Menurut dia, pihak asing tidak pernah berhenti ingin mengusai Indonesia dengan berbagai cara agar tidak bisa bersatu supaya bisa terus dikuasai. Yang perlu diwaspadai adalah generasi bangsa Indonesia akan dilepaskan dari leluhurnya.

“Kita memiliki Pangeran Diponegoro leluhur yang hebat yang harus dipertahankan semangatnya. Belanda dan penjajah ingin memutus generasi muda dengan tokoh-tokohnya, lewat Kidung Sunda maupun Pararaton yang menceritakan leluhur rakyat Indonesia itu perampok, kecu dan segala macam. Itu cara-cara Belanda," tambahnya.

Baca Juga: 3.297 Lansia Rawan Terlantar, Kulonprogo Dorong Pembentukan Perda Perlindungan Lansia

Agus Jabo Priyono menyebutkan Presiden Prabowo Subianto sangat mengidolakan Pangeran Diponegoro. Bahkan mobil yang diproduksi di Bandung yang sekarang diberi nama Maung, awalnya akan diberi nama Gentayu, kuda kesayangan Pangeran Diponegoro.

"Ini momentumnya ketemu. Jadi, haul ke-170 Pangeran Diponegoro ini momentum kebangkitan bangsa Indonesia untuk menemukan jati dirinya, mewujudkan cita-cita para pahlawan membangun Indonesia yang kuat, mandiri, berdaulat, adil dan makmur," tandasnya.

Sementara, Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi), Rahadi Saptata Abra, menambahkan paguyuban secara rutin mengadakan acara mandiri tiga kali setahun. Setiap bulan Ruwah mereka mengirim doa ke leluhur di Imogiri, Kotagede dan Mlangi.

Acara milad digelar setiap 11 November, sementara haul diperingati setiap 8 Januari, yang kali ini temanya Meneladani Ketakwaan dan Perjuangan Sang Pangeran. Haul selalu digelar di Ndalem Tegalrejo karena menjadi tempat Diponegoro dibesarkan.

Baca Juga: JCW Ingatkan Transparansi dan Pengawasan Ketat Program Makan Bergizi Gratis di DIY

"Pangeran Diponegoro lahir di Keraton Yogyakarta saat umur tujuh tahun dibawa ke sini untuk dididik dan diasuh oleh guru santri, diajarkan tentang kanuragan, beladiri, berkuda, sastra, bertanam dan tata negara. Kebetulan 2025 ini tepat 200 tahun Perang Jawa," tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X