IHK DIY Terjaga pada April 2025

Photo Author
- Selasa, 6 Mei 2025 | 14:10 WIB
 Bupati Sukoharjo bersama Forkopimda Sukoharjo saat memantau stok dan harga pangan. (Wahyu imam ibadi)
Bupati Sukoharjo bersama Forkopimda Sukoharjo saat memantau stok dan harga pangan. (Wahyu imam ibadi)


Krjogja.com - Yogya - Tren pertumbuhan ekonomi yang positif pada awal 2025 diikuti dengan tingkat inflasi gabungan kota pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY yang tetap terjaga pada April 2025. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), IHK DIY April 2025 tercatat inflasi sebesar 1,67% (mtm), lebih tinggi dibandingkan realisasi bulan Maret 2025 yang tercatat mengalami inflasi 1,25% (mtm).

" Sejalan dengan itu, inflasi DIY secara tahunan tercatat sebesar 2,10% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi DIY pada Maret 2025 sebesar 0,52% (yoy). Inflasi tahunan tersebut juga lebih tinggi dari capaian Nasional dan Jawa masing-masing sebesar 1,95% (yoy) dan 1,81% (yoy)," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Sri Darmadi Sudibyo di Yogyakarta, Selasa (6)5).

Berdasarkan kota IHK, Sudibyo mengatakan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul pada periode laporan mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,52% (mtm) dan 1,79% (mtm) atau secara tahunan masing-masing kota IHK tersebut mengalami inflasi sebesar 2,01% (yoy) dan 2,19% (yoy).Ditinjau berdasarkan kelompoknya, inflasi dipicu oleh inflasi pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan BBRT seiring berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik

Baca Juga: Tersangka Kasus Korupsi Pasar Jelok Cepogo Jalani Sidang di Semarang

" Berakhirnya kebijakan tersebut berdampak pada kembali normalnya tarif listrik bagi kelompok pelanggan pascabayar untuk pembelian listrik pada Maret 2025 yang dibayarkan pada tagihan April 2025. Komoditas tarif listrik memberikan andil inflasi sebesar 1,42% (mtm)," imbuh Sudibyo

Lebih lanjut, Sudibyo menyampaikan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, khususnya pada komoditas emas perhiasan juga turut memberikan andil terhadap inflasi pada periode April 2025. Inflasi emas perhiasan (andil 0,20% mtm) dipicu dinamika harga emas global ditengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Hal tersebut berdampak pada naiknya permintaan terhadap emas global yang tertransmisi pada emas perhiasan sebagai aset safe haven.

Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, terutama disebabkan turunnya harga komoditas daging ayam ras, cabai rawit, dan telur ayam ras. Andil deflasi daging ayam ras (0,07% mtm) dan telur ayam ras (0,05% mtm) disebabkan pasokan yang terjaga sejalan dengan permintaan yang cenderung normal meski dalam momentum HBKN Idul Fitri.

Baca Juga: Tersangka Kasus Korupsi Pasar Jelok Cepogo Jalani Sidang di Semarang

" Hal ini membuat peternak melakukan percepatan penjualan dengan menurunkan harga. Sedangkan andil deflasi cabai rawit (0,06% mtm) disebabkan terjaganya pasokan dari daerah produsen seperti Muntilan dan Wates. Selain itu, permintaan selama momen HBKN Idul Fitri cenderung normal," tandas Sudibyo.

Dalam hal pengendalian inflasi, Bank Indonesia (B) DIY bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY mengapresiasi atas kontribusi aktif berbagai pihak yang telah menjalin sinergi dan kolaborasi. Ke depan, BI memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung upaya TPID DIY dalam kerangka 4K, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Hal itu sebagai wujud komitmen BI, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai kisaran targetnya sebesar 2,5%±1%. (Ira)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

X