AirNav Indonesia Tuan Rumah Forum Navigasi Penerbangan Asia Pasifik, Hal-Hal Ini yang Dibahas

Photo Author
- Senin, 2 Juni 2025 | 16:10 WIB
  Peserta Lokakarya Penilaian Kapasitas Bandara dan Ruang Udara ICAO Asia/Pasifik saat berfoto bersama. (Harminanto)
Peserta Lokakarya Penilaian Kapasitas Bandara dan Ruang Udara ICAO Asia/Pasifik saat berfoto bersama. (Harminanto)

KRjogja.com - YOGYA - Yogyakarta menjadi titik temu dunia internasional sebagai ruang diskusi strategi mengenai masa depan navigasi penerbangan di kawasan Asia Pasifik. AirNav Indonesia secara resmi menjadi tuan rumah ICAO Asia/Pacific Airport and Airspace capacity Assessment Workshop, sebuah forum bergengsi yang diselenggarakan bersama International Civil Aviation Organization (ICAO) dan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, 2–5 Juni 2025 di Hotel Tentrem Yogyakarta.

Workshop ini mempertemukan 103 peserta dari 15 negara dan 6 organisasi internasional, terdiri dari regulator penerbangan sipil, penyedia layanan navigasi udara (Air Navigation Service Provider/ANSP), maskapai penerbangan, dan lembaga internasional. Dari Indonesia, 18 orang delegasi AirNav ikut aktif berpartisipasi dalam diskusi teknis dan pembahasan kebijakan bersama.

Salah satu fokus dalam kegiatan workshop ini adalah menjawab tantangan ruang udara yang semakin padat. Pertumbuhan lalu lintas udara, kebutuhan akan efisiensi rute, serta standar keselamatan internasional menjadi latar belakang forum penting ini.

Baca Juga: Preman Bersajam Dibekuk Polisi, Bacok Korban dan Gasak Uang Rp 3 Juta

“Forum ini adalah langkah nyata Indonesia dalam memajukan sistem navigasi penerbangan yang mengandalkan data, teknologi mutakhir, dan kerja sama antarnegara. Ketersediaan ruang udara yang aman dan efisien tidak bisa ditunda lagi, apalagi di tengah tren lalu lintas yang terus meningkat,” ungkap Avirianto Suratno Direktur Utama AirNav Indonesia pada wartawan, Senin (2/6/2025).

Forum tersebut dikatakan Avirianto menjadi bukti nyata peran Indonesia dalam mendorong navigasi penerbangan berbasis data, teknologi dan kolaborasi antarnegara di tengah meningkatnya kebutuhan ruang udara yang efisien dan aman. Selama empat hari, peserta lokakarya akan membahas berbagai aspek penting, seperti penilaian kapasitas bandara dan ruang udara secara berbasis data (penilaian kapasitas bandara & ruang udara berbasis data), teknik pengelolaan lalu lintas udara berbasis kolaborasi regional melalui Air Traffic Flow Management (ATFM), pedoman kapasitas regional sebagai acuan bersama negara-negara Asia Pasifik serta menyediakan target audit keselamatan penerbangan ICAO melalui Universal Safety Oversight Audit Program (USOAP) dan harmonisasi teknologi dan prosedur navigasi udara di kawasan dengan mempertimbangkan geografis dan operasional masing-masing negara.

Baca Juga: Bermodal HP, Perempuan Pelaku UMKM Iswara Bantul Dilatih Membuat Konten Digital Marketing

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro menambahkan sebagai lokasi penyelenggara, Yogyakarta bukan hanya simbol budaya, tetapi juga representasi kapasitas layanan navigasi udara Indonesia. Selama bulan April 2025, Kantor Cabang AirNav Indonesia Yogyakarta mencatat sebanyak 2.524 pergerakan pesawat yang terdiri dari penerbangan domestik, internasional dan latihan.

"Proyeksi internal menunjukkan tren peningkatan yang stabil pada Mei 2025 dengan perkiraan mencapai sekitar 2.600 pergerakan, seiring peningkatan konektivitas menjelang libur panjang. AirNav Yogyakarta saat ini berbagai rute domestik utama seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Medan dan Makassar. Untuk rute internasional, navigasi mendukung layanan penerbangan dari dan ke Kuala Lumpur serta Singapura, hal ini menandai peran penting Yogyakarta sebagai simpul konektivitas yang melayani udara regional," lanjutnya.

Dalam lingkup nasional, AirNav Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah strategi, untuk menjamin kelancaran arus udara nasional. Ada beberapa cara yang dilakukan yakni penempatan personel operasional tambahan di titik-titik padat, pemantauan lalu lintas secara real-time melalui sistem ambulans serta peningkatan koordinasi dengan maskapai dan otoritas bandara, termasuk skenario kontinjensi untuk mencegah kemacetan lalu lintas.

Baca Juga: Desersi, Aipda Arif Yuliyanto Dipecat Tidak Hormat dari Polres Temanggung

“Dari Yogyakarta, kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mengikuti, tetapi juga ikut membentuk masa depan navigasi udara regional berbasis teknologi, kerja sama, dan komitmen terhadap keselamatan,” tutupnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X