Mahasiswa Hubungan Internasional UGM Bersuara Pasca Kematian Tragis Alumni

Photo Author
- Jumat, 11 Juli 2025 | 07:28 WIB
mahasiswa UGM (istimewa)
mahasiswa UGM (istimewa)


Krjogja.com, YOGYA - Pada 9/7/2025, publik dikejutkan dengan kematian seorang diplomat muda yang bernama Arya Daru Pangayunan. Kematian yang terjadi secara misterius ini menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat luas. Selain menimbulkan tanda tanya, masyarakat tentu memiliki reaksi masing-masing. Terlebih para mahasiswa tempat dahulu korban berkuliah.

Wartawan Kedaulatan Rakyat menghubungi dua mahasiswa yang berbeda angkatan via telepon pada Kamis, 10/07/2025 dan bertanya terkait isu kematian diplomat muda ini. Isu yang dibicarakan adalah tentang pandangan mereka pasca kematian Arya Daru Pangayunan, harapan dari investigasi yang berjalan, dan pelajaran serta apa solusi konkrit yang bisa diberikan.

Ketika ditanyakan mengenai rasa takut untuk menjadi seorang diplomat, Mohan Eteng Sitorus, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada angkatan 2022, mengatakan bahwa tidak ada rasa takut sama sekali.

Baca Juga: Pengunjung Gunung Sumbing, dilarang berkemah dasar kawah

"Malah masih tetap semangat. Semangatnya tetap tinggi dan saya berharap membawa pengetahuan yang saya peroleh selama studi di Universitas Gadjah Mada dapat menjadi diplomat yang efektif dan berdedikasi," jawabnya dalam wawancara.

Peristiwa ini membuatnya sadar akan risiko yang diambil ketika bekerja sebagai seorang diplomat ataupun di bidang hubungan internasional. "Pun saya masih percaya karir diplomat sangat penting untuk berkontribusi besar bagi negara dan masyarakat," lanjutnya.

Jawaban yang berbeda hadir dari adik tingkatnya, Daniel Situmeang. Daniel, yang memiliki impian untuk menjadi diplomat, menjawab tidak ada rasa takut namun ada rasa khawatir akan pekerjaan tersebut. Mahasiswa angkatan 2024 itu masih akan menimbang-nimbang kedepannya apakah karir tersebut cocok baginya.

Baca Juga: PT KAI Daop 6 Dukung Jogjakita sebagai Ekosistem Transportasi Lokal

Di luar perasaan khawatir itu, ia juga tetap menyadari bahwa ada satu fakta dimana pekerjaan seperti pejabat dan aparatur sipil negara harus mengorbankan diri. "Dan itulah suatu sacrifice, pengorbanan yang harus kita lakukan untuk berkontribusi pada negara," katanya demikian.

Keduanya memiliki jawaban yang kurang lebih sama ketika ditanya mengenai proses investigasi yang sedang berjalan. Mohan berkata bahwa ia mengharapkan adanya keadilan untuk keluarga dan teman-teman dan pengungkapan motif dibalik dibunuhnya sang diplomat muda.

"Saya berharap bahwa proses investigasi dapat dilakukan secara transparan dan objektif serta bahwa pihak yang bertanggung jawab atas kematian Arya Daru Pangayunan nantinya jika sudah ditelusuri, dapat diadili dengan hukum dan ketentuan yang berlaku," ujarnya.

Baca Juga: Sekolah Vokasi UNDIP Jalin Kemitraan dengan Kantor Pertanahan Magelang dan Demak

Daniel mengatakan ada dua alasan mengapa pembunuhan ini harus diusut tuntas. Yang pertama adalah setiap orang berhak mendapat keadilan baik untuk korban dan keluarganya, yang kedua keselamatan ASN juga penting bagi negara.

"Misalnya negara tidak mampu melakukan investigasi yang transparan dan baik untuk aparatur sipil itu sendiri, bagaimana dengan masyarakat-masyarakat awam. Jadi ini berdampak bukan hanya mas arya dan keluarga juga, tetapi untuk diplomat diplomat yang saat ini rentan terhadap bahaya, aparatur sipil negara lainnya, juga masyarakat indonesia secara luas." lanjutnya.

Setiap peristiwa apapun tentu ada pelajaran yang dipetik. Daniel mengambil petikan pelajaran dari peristiwa ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

X