Siswa SR Menengah Atas DIY Mulai Masuk Sekolah, Ingin Putus Rantai Kemiskinan

Photo Author
- Senin, 14 Juli 2025 | 08:48 WIB
 Siswa SR Menengah Atas Bantul DIY memulai masa masuk sekolah (Harminanto)
Siswa SR Menengah Atas Bantul DIY memulai masa masuk sekolah (Harminanto)

Krjogja.com - BANTUL - Dwi Sulistyo (16) menjadi satu di antara 200 siswa yang memulai hari pertama masuk Sekolah Rakyat (SR) Menengah Atas 19 Bantul DIY, Senin (14/7/2025). Warga Pundong Bantul tersebut terlihat begitu bersemangat memulai kegiatan baru, tinggal di asrama yang menjadi satu kesatuan dengan kompleks sekolah di Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul.

"Ya, tidak apa-apa jauh dari orangtua karena niat sejak awal mau menjadi orang sukses dan memutus rantai kemiskinan," ungkap Dwi yang ayahandanya bekerja di sawah tersebut.

Dwi mengaku langsung mendaftar begitu mendapat undangan untuk masuk SR. Ia meminta ijin pada orangtua dan mendaftar untuk belajar dengan harapan mengubah nasib di kemudian hari.

Baca Juga: Gunung Merapi Teramati Terjadi 7 Kali Guguran Lava

"Pertama kali dikasihnyndangan langsung minta ijin orangtua, sekolah mau jadi orang sukses. Orang miskin dipandang rendah, saya tidak mau. Bapak saya di sawah dan ibu tidak kerja. Sebelumnya mau masuk SMK tapi setelaj ada sekolah ini, tidak ada biaya ditanggung pemerintah, jadi saya mau ikut," tandas Dwi.

Sementara, Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul DIY, Agus Ristanto, mengatakan, para siswa melaksanakan tes kesehatan, sebagai awal memulai pembelajaran. Para siswa langsung akan merasakan bermalam di asrama sekolah untuk memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

"Nantinya setelah selesai tes kesehatan, para siswa akan menjalani masa orientasi. Juga nantinya ada tes talenta. Kurikulum kami siap, berkiblat pada Kemendikdasmen, lalu ditambahkan muatan pendidikan karakter," ungkap Agus pada wartawan.

Baca Juga: Kebohongan, Kekuasaan, Keserakahan, dan Kemanusiaan

Para siswa mendapatkan makan tiga kali sehari dan dua kali snack. Mereka juga diberikan waktu pulang ke rumah setiap dua minggu sekali dengan fasilitasi Dinas Sosial.

"Dua minggu sekali mereka bisa pulang pesiar. Ada fasilitas Kemensos, titik kumpul dan akan diantar dengan kendaraan dari Dinsos. Bisa bus bisa pakai lainnya. Siswa tercatat di SR Bantul ini ada ada 200 dan merata dari lima kabupaten/kota DIY," tandasnya.

Agus menjelaskan, anggaran pertahun untuk satu siswa sebesar Rp 48 juta. Anggaran tersebut menjadi tanggungjawab pemerintah pusat melalui APBN. (Fxh)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X