Krjogja.com - BANTUL - Auditorium BPAD DIY, Rabu (20/8/2025) menjadi saksi gelar Budaya Nusantara dan Lomba Membaca Puisi bertajuk SUDARA (Suara Damai Nusantara) yang diikuti oleh puluhan anak muda dari berbagai wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Acara yang mengusung tema toleransi, keberagaman dan persatuan bangsa ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY sebagai bagian dari upaya mendorong pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila melalui medium seni dan budaya.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof. Irfan Idris, hadir membuka acara. Prof. Irfan menekankan pentingnya menjaga toleransi di tengah keberagaman Indonesia serta upaya serangan-serangan dari ideologi tak sesuai dengan Pancasila serta NKRI.
"Kita harus terus jaga toleransi, salah satunya dengan acara ini. BNPT dan Densus 88 menjadi mitra yang melangkah bersama, dan kali ini kami melaksanakan kesiapsiagaan nasional. Bagaimana kita mempertahankan negara bangsa Indonesia, dengan ideologi Pancasila. Lewat seni, kita merayakan perbedaan dan keberagaman yang harus terus kita hargai," jelasnya.
Baca Juga: Total Kerugian Yang Dilaporkan Ke Indonesia Anti Scam Center (IASC) Rp 4,6 Triliun
Lomba membaca puisi SUDARA diikuti puluhan peserta muda yang datang dari berbagai kabupaten dan kota di DIY, mulai dari Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, hingga Kota Yogyakarta. Para peserta menunjukkan kreativitas dan kemampuan ekspresi dalam menyampaikan pesan damai dan toleransi lewat karya-karya puisi mereka.
Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY, Lilik Andi Ariyanto, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai ajang kompetisi seni, melainkan juga ruang penting untuk meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga persatuan bangsa.
"Ancaman radikalisme dan intoleransi terus mengintai. Kerap menyusup secara halus lewat ruang digital bahkan ajakan yang seolah menarik. Kita harus antisipasi sejak dini agar generasi muda tidak tersesat. Kami hadirkan strategi pencegahan berbeda dengan pendekatan lunak, membangun benteng kokoh yakni toleransi, solidaritas yang bisa saling menguatkan serta integritas dan tanggung jawab," sambung Lilik.
Kegiatan SUDARA memberikan ruang bagi generasi muda untuk menyalurkan ekspresi melalui karya seni, khususnya puisi, dengan pesan damai yang membumi dan mudah dipahami masyarakat luas. "Harapannya nilai toleransi bisa tertanam dengan dalam lewat sesuatu yang indah dan menggugah," tambahnya.
Selain itu, Lilik juga menyoroti pentingnya literasi digital dalam menghadapi ancaman radikalisme dan intoleransi yang berkembang di ruang maya. Acara ini tidak hanya menjadi momentum memperkuat kebersamaan anak muda di DIY, tetapi juga diharapkan melahirkan banyak duta keberagaman yang dapat membawa semangat damai ke seluruh Indonesia.
"Ancaman hadir di ruang digital, yang bisa dengan cepat tersebar. Literasi digital menjadi sangat penting, bagaimana memanfaatkan teknologi dengan bijak dan menolak kekerasan serta kebencian. Generasi muda adalah garda terdepan menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan memastikan Indonesia berdiri kokoh dalam keberagaman," pungkasnya. (Fxh)