Pasar Kangen TBY Digelar 18 - 24 September 2025, dari Dapur Tradisi Menuju Kedaulatan Pangan

Photo Author
- Jumat, 12 September 2025 | 15:35 WIB
Suasana Pasar Kangen tahun lalu yang berlangsung di TBY  (Dok.)
Suasana Pasar Kangen tahun lalu yang berlangsung di TBY (Dok.)

Krjogja.com - YOGYA - Aroma jajan pasar, dengung gamelan, hingga obrolan hangat pedagang dan pengunjung akan kembali memenuhi Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Pasar Kangen TBY 2025 resmi digelar pada 18–24 September 2025 dengan mengusung tema “Nandur Opo Sing Dipangan, Mangan Opo Sing Ditandur” -- sebuah filosofi Jawa yang mengajak masyarakat untuk menanam apa yang dimakan, dan makan apa yang ditanam.

Baca Juga: Banyumas Tetapkan Status Darurat Bencana Selama Sebulan

Di balik suasana pasar yang nostalgis, Pasar Kangen tahun ini ingin lebih dari sekadar perayaan kuliner tradisional. Festival ini menjadi panggung kedaulatan pangan, mengingatkan pentingnya mengandalkan bahan baku lokal demi keberlanjutan petani, pelestarian alam, dan ketahanan budaya kuliner Nusantara.

“Tema ini mengajak kita kembali ke akar: memanfaatkan apa yang kita tanam dan menanam apa yang kita butuhkan. Dengan begitu, kita tidak hanya melestarikan kuliner, tapi juga memperkuat ekonomi lokal dan menjaga alam,” ujar Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Dra. Purwiati, saat jumpa pers Jumat (12/9/2025).

Dari 1.136 pendaftar, hanya 152 stan kuliner dan 66 stan kerajinan atau barang antik yang lolos seleksi. Semua hidangan yang disajikan menggunakan bahan dasar lokal, mulai dari hasil bumi sendiri hingga resep warisan leluhur.

Baca Juga: Rangga Korban Pemerasan dengan Kekerasan, Laptop Ananta Hilang di Posko KKN

Harga pun ramah kantong, maksimal Rp 20 ribu per porsi, dengan aturan ketat: pedagang wajib transparan menuliskan menu dan harga.

“Kami ingin menjaga suasana pasar tetap jujur dan berkeadilan, ojo nuthuk, ojo aji mumpung. Kalau tidak patuh, akan diganti. Masih banyak pedagang yang antre,” tegas Koordinator Pasar Kangen, Ong Harry Wahyu.

Tak hanya kuliner, pengunjung bisa menikmati suguhan seni seperti Art of Children (batik dan seni rupa), Nandur Srawung, hingga karya komunitas difabel. Workshop interaktif memberi kesempatan bagi pengunjung untuk ikut serta dalam proses kreatif.

Selain itu, 19 grup kesenian dan dua pertunjukan wayang kulit akan memperkaya suasana. Ada pula “pojok kreatif” untuk mempresentasikan karya dari laboratorium TBY, memperkuat jembatan antara tradisi dan kreasi baru.

Meski tahun ini hanya berlangsung tujuh hari—lebih singkat dari biasanya karena efisiensi anggaran dan rehabilitasi gedung—esensi Pasar Kangen tak berubah. “Yang penting sustain. Harapan kami lewat acara ini lahir kuliner baru, tidak melulu makanan jadul,” ungkap Ong.

Festival yang dibiayai Dana Keistimewaan (Danais) ini juga menekankan edukasi ramah lingkungan, salah satunya dengan meminimalisir penggunaan plastik.

Dengan perpaduan cita rasa Nusantara, karya seni, dan semangat keberlanjutan, Pasar Kangen TBY 2025 bukan hanya ruang bernostalgia, tapi juga laboratorium sosial yang menghidupkan kembali filosofi Jawa: menjaga bumi lewat apa yang kita makan. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X