Banyumas Tetapkan Status Darurat Bencana Selama Sebulan

Photo Author
- Jumat, 12 September 2025 | 14:59 WIB
Bencana alam tanah longsor di Banyumas. (Foto: Driyanto)
Bencana alam tanah longsor di Banyumas. (Foto: Driyanto)

 

Krjogja.com - BANYUMAS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama satu bulan penuh. Keputusan ini diambil setelah dalam dua hari terakhir tercatat lebih dari 113 kejadian bencana, mayoritas berupa tanah longsor di wilayah perbukitan.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho, menyebutkan longsor paling banyak terjadi di Kecamatan Gumelar. “Tanah yang jenuh air karena hujan deras membuat risikonya meningkat signifikan. Dari kerentanan menengah bisa naik jadi tinggi bahkan sangat tinggi,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).

Budi menjelaskan, penetapan status darurat mengacu pada aturan BNPB serta analisis BMKG dan ESDM. Selama masa tanggap darurat, posko komando didirikan, satgas dibentuk, dan seluruh sumber daya akan digerakkan, termasuk pada hari libur.

Baca Juga: Anak Gajah Bernama Tari Mati, Dunia Konservasi Berduka

Tak hanya longsor, banjir juga melanda sejumlah wilayah. Kecamatan Sumpiuh dan Kemranjen kembali terendam, sementara Baturraden dan Darmakradenan yang jarang terdampak, kali ini juga kebanjiran.

Untuk mengantisipasi risiko lebih besar, BPBD bersama Kementerian PUPR memasang sistem peringatan dini (EWS) gerakan tanah di titik-titik rawan. “Alat ini bisa memantau kejenuhan tanah dan potensi bidang gelincir, minimal memberi peringatan awal,” tambahnya. 

Sementara itu, prakirawan BMKG Cilacap, Wardi, mengingatkan intensitas hujan di Banyumas diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun. “Kemarau sudah tidak terasa, hujan tahun ini normal sampai di atas normal. Puncaknya baru terjadi pada Desember,” katanya.

Baca Juga: Ada Setoran di Korupsi Kuota Haji Khusus, Begini Cara Main Pejabat Kemenag

Dari sisi geologi, Kepala Cabang Dinas ESDM Jateng Wilayah Slamet Selatan, Mahendra DA, menegaskan Banyumas memiliki kerentanan tinggi terhadap longsor. “Kalau perbukitan sudah berubah fungsi jadi permukiman atau lahan tanpa vegetasi, risikonya jauh lebih besar. Hujan deras lebih dari dua jam bisa memicu longsor,” jelasnya.

Ia mengimbau warga di kawasan rawan membentuk ronda kebencanaan di tingkat desa. “Deteksi dini dan respon cepat sangat penting. Jangan tunggu bencana terjadi baru panik,” tegas Mahendra.(Dri)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

4 Orang tewas, Truk Tangki Seruduk Minibus di Cilacap

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:41 WIB
X