Minta Tak Ada Lagi Kasus Keracunan MBG, Sri Sultan Ingatkan Pola Masak dan Momen Erupsi Merapi

Photo Author
- Sabtu, 27 September 2025 | 09:30 WIB
  Sultan ingatkan pejabatnya untuk kedepankan empati
Sultan ingatkan pejabatnya untuk kedepankan empati

Krjogja.com - YOGYA - Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta agar kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak kembali terulang. Sultan menekankan pentingnya memperhatikan cara memasak, waktu, hingga kapasitas penyedia katering agar makanan tetap aman dikonsumsi.

"Hal-hal seperti ini jangan terulang,” ujar Sultan saat menghadiri acara Launching Gerakan Pangan Murah Jumat (26/9/2025) di Kantor DPKP DIY, Yogyakarta.

 

"Hal-hal seperti ini jangan terulang,” ujar Sultan saat menghadiri acara Launching Gerakan Pangan Murah Jumat (26/9/2025) di Kantor DPKP DIY, Yogyakarta.

Sultan mengingatkan, sayur yang dimasak dini hari dan baru dikonsumsi beberapa jam kemudian berisiko basi. Secara ilmiah, sayur memang memiliki kadar air yang cenderung tinggi dan lebih disukai bakteri, sehingga mudah basi.

"Sebetulnya nggak rumit mencari kenapa keracunan tidak perlu mengundang orang kimia. Masaknya jam setengah dua pagi, dimakan jam delapan atau jam sepuluh saja sudah mesti wayu (basi). Udah. Itu airnya, di sendok begini sudah mulur itu. Udah itu pasti. Ya, kan? Saya itu di rumah juga sering masak, jadi tahu," tambah Sultan.

Sultan mencontohkan pengalamannya saat mengelola dapur umum kala terjadi bencana di Yogyakarta, salah satunya ketika erupsi Gunung Merapi. Menurutnya, pengaturan waktu memasak menjadi kunci agar makanan tidak cepat basi.

Selain itu Sultan juga memiliki dapur umum untuk para korban gempa bumi tahun 2006 silam. Dari situ tidak ditemukan adanya kasus keracunan makanan karena sistem pengelolaan dan menejemen yang baik.

"Setengah dua jangan masak sayur, tapi sudah pagi baru masak sayur, toh juga dimakan jam 10. Yang lain kira-kira digoreng dan sebagainya, itu didahulukan, sayurnya di belakang, jangan yang di muka. Jangan setengah dua, karena pasti wayu," lanjut Sultan.

Selain sayur, daging juga perlu dimasak dengan cara yang tepat agar tidak membahayakan kesehatan. Jika daging dimasak hingga benar-benar matang, tidak akan menimbulkan masalah. Namun, bila hanya dimasak setengah matang lalu baru dipanaskan kembali keesokan paginya, daging yang awalnya masih berwarna merah bisa berubah kebiruan dan berisiko menyebabkan keracunan.

"Itu (daging) kalau pasti dimakan, dia pasti keracunan. Itu yang perlu diperhatikan. Jadi korban tidak akan berkurang selama pola masaknya tidak berubah,” ungkap Sultan.

Sultan menyebut,perlu adanya pengawasan yang ketat, serta perbaikan pola menejemen pengolahan pangan. Selain sudah pasti, kebersihan, pemilihan bahan, serta berbagai faktor pendukung lainnya yang juga perlu diperketat.

"Makanan bergizi dan sehat bagi anak-anak kita betul-betul dipertimbangkan masaknya, waktunya, dan tenaganya," tegas Sultan.

Sultan menekankan pentingnya menyesuaikan kapasitas penyedia makanan dengan kemampuan sebenarnya. Ia mencontohkan, jika sebuah katering hanya mampu menyiapkan 50 porsi per hari, maka tidak mungkin dipaksa untuk menyediakan hingga 100 porsi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X