HUT Jogja ke-269: Menelusuri Sejarah dan Asal Usul Nama Kota Yogyakarta

Photo Author
- Senin, 6 Oktober 2025 | 19:54 WIB
Keraton Yogyakarta (Keraton Yogyakarta/Google Maps))
Keraton Yogyakarta (Keraton Yogyakarta/Google Maps))

KRJogja.com – YOGYA –Kota Yogyakarta akan memperingati hari jadinya yang ke-269 pada 7 Oktober 2025.

Penetapan tanggal 7 Oktober sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jogja memiliki sejarah panjang yang berakar sejak masa Kerajaan Mataram hingga lahirnya Perjanjian Giyanti. Lantas, bagaimana asal mula tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Jogja?

Mengutip dari laman resmi HUT Kota Jogja, lahirnya Kota Yogyakarta tidak lepas dari Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755.

Baca Juga: Prediksi Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde ke-4

Dari perjanjian itu, Kerajaan Mataram pecah menjadi dua wilayah, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.

Kasultanan Ngayogyakarta kemudian dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah atau lebih dikenal sebagai Sultan Hamengku Buwono I.

Wilayah kekuasaan Sultan Hamengku Buwono I mencakup Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, dan Bumigede, serta sejumlah daerah mancanegara seperti Madiun, Magetan, Cirebon, sebagian Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, dan Grobogan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini Selasa 7 Oktober 2025, Wilayah Ini Berpotensi Hujan Ringan

Peristiwa penting lainnya terjadi pada 13 Maret 1755 yang dikenal dengan sebutan Hadeging Nagari Ngayogyakarta.

Pada momen ini, Sultan Hamengku Buwono I secara resmi menamai wilayah Mataram di bawah kekuasaannya sebagai Ngayogyakarta Hadiningrat, dengan ibu kota di Ngayogyakarta.

Pembangunan Keraton Yogyakarta dimulai pada 9 Oktober 1755 di kawasan Hutan Pabringan yang dinilai strategis dari sisi pertahanan dan keamanan.

Baca Juga: Bank Muamalat Menangkan Penghargaan Pertumbuhan Transaksi Digital Terbaik di Ajang ATM Bersama Awards 2025

Selama proses pembangunan, Sultan Hamengku Buwono I menetap di Pesanggrahan Ambarketawang, Gamping, untuk mengawasi jalannya pembangunan.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X