Kolaborasi Lintas Sektor di Yogyakarta, Satukan Visi Kesehatan Mental bagi Generasi Z

Photo Author
- Kamis, 9 Oktober 2025 | 15:00 WIB
Seminar Hari Kesehatan Mental Sedunia di Kepatihan Yogyakarta (Karni Narendra)
Seminar Hari Kesehatan Mental Sedunia di Kepatihan Yogyakarta (Karni Narendra)

Krjogja.com - YOGYA — Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia yang diperingati setiap 10 Oktober, berbagai pemangku kepentingan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersatu untuk memperkuat komitmen terhadap kesehatan mental generasi muda.

Pusat Rehabilitasi YAKKUM bekerja sama dengan Pemerintah DIY melalui Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM), organisasi masyarakat sipil (OMS), akademisi seperti LAKI, Rumpun Nurani, UMY, tenaga kesehatan, serta komunitas anak muda, menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Kesehatan Mental bagi Generasi Muda: Akses, Kesadaran, dan Harapan.”

Baca Juga: Pembangunan Sekolah Garuda di Konawe Bawa Harapan Baru bagi Warga Sekitar

Acara yang digelar 9 Oktober 2025 ini diikuti oleh sekitar 100 peserta dari unsur pemerintah, kepala sekolah menengah atas, pelajar SMA, serta komunitas kesehatan mental di DIY.

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun kesadaran publik dan memperluas akses layanan kesehatan mental yang inklusif, khususnya bagi generasi muda.

Menurut data WHO, kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan ketika individu dapat menyadari potensinya, mengatasi tekanan hidup, bekerja produktif, dan berkontribusi pada komunitasnya. Namun, stigma sosial, minimnya akses layanan, dan rendahnya literasi kesehatan mental membuat isu ini sering terabaikan.

Baca Juga: 5 Skenario Indonesia Bisa Lolos ke Piala Dunia 2026 Usai Kalah dari Arab Saudi

Data nasional mencatat sekitar 30% dari 280 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. Sementara Indonesia–National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa 5,5% remaja (10–17 tahun) atau sekitar 2,45 juta anak telah terdiagnosis gangguan mental.

Faktor penyebab utamanya antara lain tekanan akademik, paparan media sosial, kekerasan dalam keluarga, dan dampak pandemi COVID-19.

Riset Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran (2021) bahkan mengungkap 96,4% remaja belum memahami cara mengelola stres dengan benar.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah DIY bersama YAKKUM, OMS, dan akademisi menggelar serangkaian kegiatan, di antaranya:

Seminar Internasional Kesehatan Mental dengan narasumber dari pemerintah, akademisi, psikiater, dan praktisi.

Pameran dan kampanye kesehatan mental yang menampilkan karya dan kisah inspiratif komunitas difabel serta anak muda.

Ruang berbagi dan aksi peduli yang memperkuat dukungan sebaya dan peran masyarakat dalam pemulihan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

X