Simbol Gotong Royong, DPRD Yogya Dukung Program Bedah Rumah

Photo Author
- Senin, 13 Oktober 2025 | 08:50 WIB
Ketua DPRD Kota Yogya turut membersamai Walikota Yogya dalam setiap kegiatan bedah rumah. (Istimewa)
Ketua DPRD Kota Yogya turut membersamai Walikota Yogya dalam setiap kegiatan bedah rumah. (Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Hampir setiap akhir pekan Pemkot Yogya menggulirkan program bedah rumah. Konsistensi yang dilakukan unsur pemerintah di bawah kendali Walikota Yogya Hasto Wardoyo ini pun mendapat apresiasi dari kalangan dewan.

Ketua DPRD Kota Yogya Wisnu Sabdono Putro, mengungkapkan sebagai bentuk dukungan dan apresiasi atas program tersebut pihaknya juga akan selalu hadir di setiap kegiatan bedah rumah.

Baca Juga: Cek Lur! PLN Lakukan Pemeliharaan Listrik di DIY 13, 15, 16, 18 dan 22 Oktober 2025, Ini Wilayah yang Padam

"Program ini sama sekali tidak menggunakan APBD. Artinya, ini adalah bentuk gotong royong baik oleh masyarakat setempat, komunitas maupun korporasi. Gotong royong lintas sektor yang didorong oleh Pak Walikota ini tentu merupakan bentuk sumbangsih nyata bagi pembangunan kota ini," tandasnya, Senin (13/10).

Seperti halnya pada akhir pekan kemarin, dua rumah tidak layak huni (RTLH) yaitu rumah di Jalan Jageran MJ III/364 RT 27 RW 8 atas nama Suharjono dan di Jalan Mantrijeron MJ III/875 RT 053 RW 014 atas nama Hari Susetyo, menjadi sasaran kegiatan. Pada kesempatan itu warga setempat turut serta baik melalui bantuan tenaga, material maupun konsumsi.

Wisnu mengaku, jumlah RTLH di Kota Yogya masih mencapai ribuan unit yang tersebar di berbagai wilayah. Jika perbaikannya hanya mengandalkan APBD maka dibutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk menuntaskannya. Apalagi persyaratan untuk memanfaatkan anggaran dari pemerintah juga tidak mudah.

Baca Juga: Menengok “Four Nights Fever”, Teater Gadjah Mada yang Sulap Rumah Terbengkalai Jadi Ruang Seni Hidup

"Skema bedah rumah dengan gotong royong ini adalah solusi. Manfaatnya pun sangat besar. Rumah yang sudah layak huni maka derajat kesehatan yang menempatinya akan terjamin. Aspek psikososial sudah pasti juga akan terangkat. Harapannya warga bisa semakin produktif, dan itu butuh kepedulian kita semua," urainya.

Oleh karena itu dirinya optimis jika gotong royong mampu menjadi budaya di Kota Yogya maka berbagai persoalan sosial maupun lingkungan akan mudah teratasi.

Termasuk juga persoalan sampah yang masih perlu mendapat sentuhan banyak pihak. Upaya Pemkot melalui gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS) sangat relevan dengan gotong royong.

Terutama andil dari rumah tangga yang konsisten melalukan pemilahan. Selanjutnya didukung pula oleh kelompok masyarakat melalui bank sampah yang rutin melakukan pengolahan. Apalagi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) juga mengampu minimal satu kelurahan yang didampingi dalam mengolah sampah.

Wisnu mengatakan kegiatan bedah rumah sebenarnya sekaligus bentuk implementasi Segoro Amarto atau semangat gotong royong untuk Kota Yogya. Selain membantu memperbaiki tempat tinggal, dirinya juga menekankan pentingnya hunian layak dalam mendukung kesehatan keluarga.

"Kalau rumahnya layak, anak-anak juga tumbuh sehat, tidak stunting. Jadi manfaatnya bukan hanya rumah, tapi juga untuk masa depan keluarga," ungkapnya.

Sehingga sumbangsih dari korporasi pun sangat dibutuhkan. Terutama melalui program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan (TSLP) atau corporate social responsibility (CSR). Kehadiran CSR dalam program itu akan memperkuat ekosistem gotong royong sekaligus implementasi gandeng gendong. (Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

X