Cerita Bethesda Bertransformasi Digital, Kantongi Rating 4,8 di Google hingga Dipercaya PSIM Sembuhkan Pemain Asing Cedera

Photo Author
- Kamis, 6 November 2025 | 13:55 WIB
Pimpinan Bethesda saat berbincang dengan media (Harminanto)
Pimpinan Bethesda saat berbincang dengan media (Harminanto)



Krjogja.com - YOGYA - Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta kembali menunjukkan kiprahnya sebagai rumah sakit legendaris yang terus beradaptasi dengan zaman. Di usia ke-126 tahun, rumah sakit tertua di Yogyakarta ini berhasil mencatat lonjakan reputasi digital dengan perolehan rating 4,8 dari lebih 6.600 ulasan Google Review, menandai keberhasilan program transformasi budaya pelayanan publik yang mereka jalankan sepanjang tahun 2025.

Direktur RS Bethesda, Dr. Edy Wibowo, Sp.M, MPH menjelaskan capaian ini bukan semata soal angka, melainkan wujud nyata perubahan budaya pelayanan yang lebih ramah, empatik, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. "Indikator review digital ini menjadi refleksi internal kami, baik untuk tenaga medis maupun nonmedis. Di era digital, pelanggan bisa langsung menilai pelayanan, dan itu menjadi cermin bagi kami untuk terus berbenah," ungkapnya dalam konferensi pers di RS Bethesda, Kamis (6/11/2025).

Baca Juga: Transformasi Digital Berdampak Nyata, Qlola by BRI Raih Penghargaan dalam Anugerah Inovasi Indonesia 2025

Transformasi tersebut bermula dari program  Smile Campaign SalsaBejo (Salam Sapa Bethesda Jogja) yang diluncurkan pada Januari 2025. Program ini mengusung semangat keramahan khas Yogyakarta dengan pelatihan bagi lebih dari 1.000 staf medis dan nonmedis.

Mereka diajarkan budaya menyapa, melayani dengan senyum dan menjaga sikap empati di setiap lini pelayanan. Tak berhenti di pelatihan, RS Bethesda juga membentuk Satgas Senyum, tim khusus yang bertugas memantau penerapan budaya pelayanan prima di lapangan.

Hasilnya, hanya dalam waktu sembilan bulan, berbagai indikator digital menunjukkan perubahan signifikan rating Google Review naik dari 4,1 menjadi 4,8, jumlah ulasan positif melonjak dari 1.300 menjadi lebih dari 6.600, dan sentimen publik terhadap keramahan serta profesionalitas tenaga kesehatan meningkat pesat. "Capaian ini membuktikan bahwa keramahan dan empati bukan sekadar jargon, tetapi menjadi kekuatan utama dalam pelayanan kesehatan," lanjut dr Edy.

Baca Juga: Ogah Diajak 'Balen', Picu Pembunuhan Wanita di Gamping Sleman

Ia menambahkan bahwa keberhasilan tersebut semakin mempertegas komitmen Bethesda untuk selalu menjadi rumah sakit yang hadir bagi semua kalangan tanpa memandang suku, ras, atau golongan, sesuai dengan semangat pitulungan dan motto legendaris, Tolong Dulu, Urusan Belakang. Selain menguatkan budaya pelayanan, RS Bethesda juga gencar melakukan transformasi digital dan pengembangan fasilitas medis modern.

Sejumlah inovasi baru kini hadir, seperti Digital Subtraction Angiography (DSA) untuk diagnosis stroke, Bethesda Wellness Program, Bethesda Sport Medicine Centre (BSMC), program Bethesda Priority, serta inisiatif Medical Tourism yang mulai dilirik wisatawan kesehatan. Bethesda Sport Medicine Centre menjadi salah satu unit unggulan yang sedang naik daun.

Fasilitas ini tak hanya melayani pasien umum, tetapi juga menjadi pusat penanganan cedera olahraga bagi para atlet profesional. "Ada pemain-pemain asing klub pro yang kami tangani di sini, mereka puas dan merasa aman karena standar kami sudah setara internasional," lanjut dr Edy.

RS Bethesda juga menjalin kemitraan dengan PSIM Yogyakarta sebagai official medical partner selama dua musim terakhir. Melalui kolaborasi ini, Bethesda menjadi rumah sakit rujukan utama untuk perawatan dan rehabilitasi pemain sepak bola yang mengalami cedera.

"Kami bangga dipercaya PSIM. Ini bukan hanya kerja sama olahraga, tapi juga bagian dari kontribusi kami terhadap sport tourism di DIY. Kemarin kami melakukan penanganan pada cedera pemain asing PSIM, ini membuat kami lebih percaya diri karena dipercaya untuk menangani dan merawat pemain asing yang merupakan aset tim," ujarnya.

Ns. Wahyu Widiyanto, S.Kep, FisQua :
Wadir Pendidikan, Riset & Pengembangan Mutu menambahkan ke depan, Bethesda bahkan tengah menyiapkan investasi besar untuk memperkuat layanan rehabilitasi olahraga. Fasilitas tersebut akan menjadi pusat pemulihan pasca-cedera (post hospital care) dengan dukungan dokter spesialis olahraga dan tenaga fisioterapi berkompetensi tinggi.

"Kami sedang menyiapkan tempat rehabilitasi khusus sport yang akan menjadi pusat rujukan. Kami ingin menghadirkan layanan pasca-perawatan yang lebih komprehensif," ungkapnya.

Menurut Wahyu, langkah inovatif ini sejalan dengan visi Bethesda untuk mendekatkan diri dengan generasi muda. "Dulu pasien Bethesda rata-rata berusia di atas 60 tahun. Sekarang kami ingin menjangkau generasi milenial ke bawah. Melalui olahraga, event lari, dan digital engagement, kami ingin menunjukkan bahwa Bethesda adalah bagian dari Jogja masa kini," tuturnya.

Sebagai bagian dari Roadmap Pelayanan Unggul 2025, RS Bethesda juga tengah melakukan modernisasi gedung poliklinik rawat jalan dan ruang rawat inap agar lebih nyaman dan efisien. Modernisasi ini meliputi digitalisasi proses administrasi, sistem antrian berbasis aplikasi, dan peningkatan fasilitas ruang tunggu yang lebih humanis.

Sementara dr. C. Dandung Bawono, Sp.A, MSc, Manajer Bisnis Relasi menegaskan bahwa semua inovasi ini tetap berpijak pada nilai-nilai pelayanan yang sudah mengakar sejak didirikan 126 tahun silam. "Teknologi boleh berubah, tetapi semangat pelayanan tulus tetap menjadi identitas Bethesda. Kami ingin terus menjadi rumah sakit yang dipercaya masyarakat Jogja, Bethesda ada untuk Jogja," pungkasnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

X