Krjogja.com - YOGYA - Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Eko Suwanto, menegaskan bahwa penanganan stunting di Kota Yogyakarta harus dimulai dari keluarga dan lingkungan tempat anak tumbuh. Menurutnya, kesadaran keluarga menjadi pondasi dalam membangun generasi sehat.
Eko menjelaskan bahwa dalam pembahasan RAPBD 2026, disepakati alokasi anggaran Rp100 juta untuk setiap kelurahan di Kota Yogyakarta. Total anggaran mencapai Rp4,5 miliar yang sepenuhnya akan digunakan untuk upaya percepatan penanganan stunting.
“Bismillah, tahun 2026 kita alokasikan Rp100 juta bagi setiap kelurahan. Anggaran ini 100 persen digunakan untuk mengatasi stunting, termasuk penyediaan makanan sehat bagi balita, ibu hamil, hingga calon pengantin yang membutuhkan perhatian,” kata Eko Suwanto.
Dalam dialog bersama PKK, TPK, dan LPMK di Kelurahan Tegalpanggung, Danurejan, Eko menekankan pentingnya kepedulian keluarga terhadap tumbuh kembang balita. Pola asuh, kebersihan rumah, dan perlindungan anak dari asap rokok disebut menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting.
Selain itu, Eko juga mendorong penguatan Bank Sampah sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan. Menurutnya, penanganan stunting tidak cukup hanya dengan makanan bergizi, tetapi harus diperkuat dengan kondisi lingkungan yang sehat.
Ia juga menyoroti perlunya peningkatan kualitas pelayanan publik, seperti penyediaan ruang terbuka hijau, akses air bersih, dan peningkatan kualitas udara. Fasilitas umum yang memadai diyakini mampu mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Lebih lanjut, Eko meminta Tim Pendamping Keluarga (TPK) ikut aktif memantau distribusi bantuan agar tepat sasaran. Ia juga mendorong partisipasi masyarakat dalam bentuk gotong royong untuk memastikan keberhasilan program.
Baca Juga: Sadar Jadi Tonggak Penting, Eko Suwanto Terus Kuatkan Program Sinau Pancasila di DIY
Lurah Tegalpanggung, Ikhwan, mengapresiasi dukungan anggaran tersebut. Ia mengatakan bahwa pihaknya terus mengajak warga untuk meningkatkan kepedulian terhadap percepatan penurunan stunting di wilayahnya, terutama dalam hal pemenuhan gizi.
Ikhwan menambahkan bahwa kebutuhan gizi seperti lele dan telur akan diupayakan dipenuhi dari usaha warga sendiri, termasuk melalui koperasi setempat, sehingga manfaatnya tidak hanya dirasakan sebagai bantuan gizi tetapi juga meningkatkan ekonomi warga.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Danurejan, Dewi Widyawati, mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin balita di Posyandu. Ia menekankan bahwa pemantauan tumbuh kembang anak harus dilakukan secara berkala untuk mencegah gizi kurang dan penyakit yang berulang.
Dewi juga mengingatkan bahaya bakteri E-coli dalam air sumur yang dikonsumsi sebagai air minum. Ia mengimbau warga untuk mengolah air dengan benar agar terhindar dari penyakit diare yang dapat berdampak serius pada kesehatan balita dan menyebabkan kasus berulang. (*)