Musik Nusantara Cermin Keberagaman dan Identitas Bangsa

Photo Author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 13:35 WIB
Workshop Jalin Nada Nusantara Selendang Sutera 2025 (Istimewa )
Workshop Jalin Nada Nusantara Selendang Sutera 2025 (Istimewa )

Krjogja.com - YOGYA — Keragaman musik Nusantara dari wilayah barat, tengah hingga timur Indonesia merupakan cermin kekayaan budaya sekaligus penanda identitas bangsa yang terus hidup dan berkembang.

Hal tersebut disampaikan Dosen Program Studi Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Yogyakarta, Haryanto, dalam workshop Jalin Nada Nusantara Selendang Sutera 2025 di The Jogja Hotel & Conference Center, Rabu (19/11) lalu.

Baca Juga: Baksos Khitan Massal YBM Diikuti 56 Anak Keluarga Miskin di Temanggung

Dalam paparannya, Haryanto mengulas lanskap musik Nusantara yang berkembang di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi sebagai representasi jalur budaya barat, tengah, dan timur Indonesia. Setiap wilayah, menurutnya, memiliki karakter musikal yang khas, baik dari segi struktur ritme, sistem nada, hingga fungsi sosialnya di tengah masyarakat.

Musik-musik dari Sumatra, misalnya, banyak dipengaruhi oleh tradisi lisan, adat, serta jejak interaksi budaya maritim. Sementara itu, musik Kalimantan tumbuh dari relasi masyarakat dengan alam dan ritus komunal, sedangkan musik Sulawesi menampilkan kekayaan pola ritme dan ekspresi musikal yang kuat dalam upacara adat maupun perayaan sosial.

“Musik Nusantara tidak berdiri sendiri. Ia lahir dari konteks sosial, sejarah, dan nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya. Karena itu, memahami musik tradisi berarti juga memahami manusia dan peradabannya,” ujar Haryanto di hadapan peserta workshop.

Baca Juga: Lansia Asal Jumapolo Ditemukan Meninggal di Sungai Dekat Ladang Cabai

Ia menambahkan, di era modern tantangan pelestarian musik tradisi semakin kompleks. Perubahan gaya hidup, arus budaya populer, hingga minimnya ruang regenerasi menjadi persoalan yang perlu disikapi bersama. Namun demikian, Haryanto melihat antusiasme generasi muda dalam kegiatan ini sebagai sinyal positif bagi keberlanjutan musik Nusantara.

" Musik Nusantara dari barat, tengah, hingga timur bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan sumber pengetahuan, identitas, dan kreativitas yang relevan untuk menjawab tantangan kebudayaan di masa kini dan mendatang," tandasnya.

Workshop yang diikuti pelajar, mahasiswa, dan komunitas musik daerah ini berlangsung interaktif dengan diskusi lintas daerah dan pengalaman budaya. Peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis, tetapi juga pemahaman mengenai musik sebagai sarana komunikasi budaya dan diplomasi antardaerah.

Salah satu peserta, Vando, mengaku memperoleh pengalaman berharga dari pemaparan para narasumber. Ia mendapatkan pemahaman baru mengenai musik tradisional dari berbagai daerah, baik di dalam maupun luar Jawa.

“Para narasumber menjelaskan bagaimana seni musik tradisional bisa tetap eksis. Pesan saya, kita adalah Indonesia, mari melestarikan budaya, karena kalau bukan kita, siapa lagi,” katanya.

Kegiatan Jalin Nada Nusantara Selendang Sutera 2025 sendiri diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY bekerja sama dengan Program Studi Etnomusikologi ISI Yogyakarta. Melalui rangkaian workshop tematik yang telah berlangsung pada 19–20 November 2025 ini diharapkan mampu menumbuhkan apresiasi sekaligus kesadaran generasi muda untuk merawat dan mengembangkan kekayaan musik nusantara. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

X