“Perlu dibuat narasi yang lebih komprehensif terhadap Situs Kerta. Pengelolaannya juga bisa melibatkan masyarakat lokal dan komunitas heritage,” ujar Fahmi.
Sementara itu, pembicara seminar lainnya arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, R.A. Retno Isnurwindryaswari, mengungkapkan Ekskavasi Situs Kedaton I Tahun 2025 menghasilkan temuan yang semakin variatif, mulai dari fondasi bangunan, beteng, struktur tangga pintu, hingga struktur bolder.
Retno menyebut temuan tangga pintu yang berada di tengah Jalan Kerukunan sangat penting untuk ditampilkan kepada publik. Retno menilai perlunya pengatapan untuk melindungi struktur bangunan yang selama ini terpendam dan masih dalam kondisi relatif baik.
“Ekskavasi lanjutan sangat diperlukan, terutama di area utara yang belum sepenuhnya dieksplorasi. Pembebasan lahan di sekitar Blok I dan Blok II menjadi kunci agar penelitian bisa dilakukan secara maksimal,” pungkas Retno. (Ira)