Krjogja.com, YOGYA - Warga RW 06 Kampung Bugisan, Kelurahan Patangpuluhan Kemantren Wirobrajan Kota Yogyakarta terus berupaya melestarikan kekayaan budaya setempat.
Menyemarakkan peringatan HUT ke-78 RI, pengurus RW didukung penuh warga menggelar Kirab Budaya Grebeg Kamardikan #4 Kampung Bugisan pada 27 Agustus 2023, melibatkan tak kurang 400 peserta kirab.
Penanggungjawab acara kirab sekaligus Ketua RW 06 Bugisan, Dodi Dwi Nugroho mengatakan, kirab budaya grebeg kamardikan ini rutin digelar setiap tahun, sebagai puncak rangkaian kegiatan peringatan HUT RI di Kampung Bugisan.
Selain untuk 'nguri-uri' budaya, event ini juga turut mendongkrak sektor UMKM dengan banyaknya pelaku UMKM yang berjualan di sepanjang rute kirab.
Penanggungjawab acara kirab sekaligus Ketua RW 06 Bugisan, Dodi Dwi Nugroho mengatakan, kirab budaya grebeg kamardikan ini rutin digelar setiap tahun, sebagai puncak rangkaian kegiatan peringatan HUT RI di Kampung Bugisan.
Selain untuk 'nguri-uri' budaya, event ini juga turut mendongkrak sektor UMKM dengan banyaknya pelaku UMKM yang berjualan di sepanjang rute kirab.
Baca Juga: 31 Titik Api Terdeteksi di Gunung Sumbing
"Animo masyarakat menyaksikan kirab tahun ini luar biasa besar. Ini juga menjadi berkah bagi pedagang karena dagangannya laris manis," kata Dodi.
Turut hadir dalam acara kirab, antara lain Lurah Patangpuluhan, Mantri Pamong Praja Kemantren Wirobrajan, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata DIY, Pokdarwis, Kampung Wisata, RKB dan LPMK Patangpuluhan.
Kirab dimulai dari lapangan RT 30 Kampung Bugisan dengan diawali prosesi pengambilan Tirta Sekar Winanga dan Pusaka Kembar Tombak Wijaya Bugis dan Wijaya Rangsang peninggalan Prajurit Bugis.
"Animo masyarakat menyaksikan kirab tahun ini luar biasa besar. Ini juga menjadi berkah bagi pedagang karena dagangannya laris manis," kata Dodi.
Turut hadir dalam acara kirab, antara lain Lurah Patangpuluhan, Mantri Pamong Praja Kemantren Wirobrajan, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata DIY, Pokdarwis, Kampung Wisata, RKB dan LPMK Patangpuluhan.
Kirab dimulai dari lapangan RT 30 Kampung Bugisan dengan diawali prosesi pengambilan Tirta Sekar Winanga dan Pusaka Kembar Tombak Wijaya Bugis dan Wijaya Rangsang peninggalan Prajurit Bugis.
Baca Juga: Polres Banjarnegara Kirim 5 Tanki Air Bersih ke Jalatunda
Air (tirta) dan pusaka kemudian dikirab. Sesampainya di kantor kelurahan Patangpuluhan dilakukan prosesi pengambilan gunungan.
Kendi berisi Tirta Sekar Winanga kemudian dipecah di perempatan Bugisan (Nol KM Kampung Bugisan), disusul prosesi Rayahan Gunungan di titik akhir kirab (panggung utama).
Iring-iringan kirab antara lain terdiri dari Bregada Rangsang Manggala dan Srikandi Rangsang Manggala, Bregada Ima Manggala dan Srikandi Patangpuluhan, Bregada Pakoe Wodjo, Bragada Tamtama Nitipraya, Bregada Wedhung Baswara, Bregada Niti Manggala dan Liong Naga Winanga.
Air (tirta) dan pusaka kemudian dikirab. Sesampainya di kantor kelurahan Patangpuluhan dilakukan prosesi pengambilan gunungan.
Kendi berisi Tirta Sekar Winanga kemudian dipecah di perempatan Bugisan (Nol KM Kampung Bugisan), disusul prosesi Rayahan Gunungan di titik akhir kirab (panggung utama).
Iring-iringan kirab antara lain terdiri dari Bregada Rangsang Manggala dan Srikandi Rangsang Manggala, Bregada Ima Manggala dan Srikandi Patangpuluhan, Bregada Pakoe Wodjo, Bragada Tamtama Nitipraya, Bregada Wedhung Baswara, Bregada Niti Manggala dan Liong Naga Winanga.
Baca Juga: Persis Solo Dukung Pembibitan Sepak Bola Putri Indonesia
Kirab juga menampilkan potensi dari masing-masing RT di Kampung Bugisan. Tak ketinggalan partisipasi dari mahasiswa/pelajar yang tergabung dalam Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (Ikami) Sulawesi Selatan serta dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
"Sulawesi Selatan terkenal dengan Suku Bugis yang punya koneksi hostoris dengan Yogyakarta, khususnya Kampung Bugisan ini," kata Dodi.
Di sela kegiatan ditampilkan tarian oleh putri-putri warga RW 06 Bugisan Patangpuluhan. Pertama, Tari Blekok oleh Nayla Caesarnisya putri dan Az zahra Kinara Yasmin.
Kirab juga menampilkan potensi dari masing-masing RT di Kampung Bugisan. Tak ketinggalan partisipasi dari mahasiswa/pelajar yang tergabung dalam Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (Ikami) Sulawesi Selatan serta dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
"Sulawesi Selatan terkenal dengan Suku Bugis yang punya koneksi hostoris dengan Yogyakarta, khususnya Kampung Bugisan ini," kata Dodi.
Di sela kegiatan ditampilkan tarian oleh putri-putri warga RW 06 Bugisan Patangpuluhan. Pertama, Tari Blekok oleh Nayla Caesarnisya putri dan Az zahra Kinara Yasmin.
Baca Juga: Kekeringan Meluas, Dropping Air Mandiri Dibuka
Dilanjutkan Tari Putri Retnaningsih oleh Zahra Lintang Aulia, yang mengisahkan perjuangan istri Pangeran Diponegoro dalam membantu melawan penjajah.
Zahra Lintang Aulia merupakan peraih Juara 1 (medali emas) Tari Kreasi Tunggal Nasional (tingkat SMP) dalam final Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (Osebi) tahun 2022.
Kirab budaya ini menjadi momentum bersatunya warga Patangpuluhan dalam satu kegiatan besar sehingga menjadi ikon dari Kelurahan Patangpuluhan. Event ini murni swadaya masyarakat RW 06 Bugisan.
Dilanjutkan Tari Putri Retnaningsih oleh Zahra Lintang Aulia, yang mengisahkan perjuangan istri Pangeran Diponegoro dalam membantu melawan penjajah.
Zahra Lintang Aulia merupakan peraih Juara 1 (medali emas) Tari Kreasi Tunggal Nasional (tingkat SMP) dalam final Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (Osebi) tahun 2022.
Kirab budaya ini menjadi momentum bersatunya warga Patangpuluhan dalam satu kegiatan besar sehingga menjadi ikon dari Kelurahan Patangpuluhan. Event ini murni swadaya masyarakat RW 06 Bugisan.
Baca Juga: Ganjar Apresiasi Relawan: Mulai Rabu Besok Gaspol!
Pihaknya berharap di tahun-tahun mendatang Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta mendukung anggaran melalui dana keistimewaan (danais). "Saya berharap warga Patangpuluhan semakin guyup bersatu dan generasi mudanya bangga dengan seni budayanya sendiri," pungkas Dodi. (*)
Pihaknya berharap di tahun-tahun mendatang Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta mendukung anggaran melalui dana keistimewaan (danais). "Saya berharap warga Patangpuluhan semakin guyup bersatu dan generasi mudanya bangga dengan seni budayanya sendiri," pungkas Dodi. (*)