yogyakarta

Lestarikan Budaya Masyarakat DIY, Tradisi ini Masih Dilakukan Sambut Bulan Rajab

Jumat, 12 Januari 2024 | 08:25 WIB
Umat Islam melaksanakan sholat Jumat pada minggu ketiga bulan Ramadhan 1442 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (30/4/2021). (merdeka.com/Arie Basuki)


Krjogja.com - Yogya - Bulan rajab tahun ini jatuh pada tanggal 13 Januari 2023 dan sangat dinanti bai masyarakat muslim. Ini doa dalam menyambut bulan rajab

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغنَا رَمَضَانَ

(Allâhumma bâriklanâ fî rajaba wa sya'bâna wa ballighnâ ramadhâna)
Artinya: "Ya Allah, anugerahkanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami pada bulan Ramadhan."

 Baca Juga: Bisa Dicoba, Ini Dia Amalan Agar Terbebas dari Jeratan Utang dari Gus Iqdam

Umat Islam sendiri di Jogja menyebutnya Rajab dengan nama Rejeb. Rajab adalah bulan setelah Jumadil akhir berakhir di penanggalan Jawa pada umumnya dan di ganti bulan ini. Masyarakat Jawa khususnya di Jogja dan Jawa tengah masih menjunjung tradisi dalam menyongsong bulan Rajab ini. Bagaimanapun ini bulan Sakral dalam penanggalan Jawa sebab Rajab bisa dianggap bulan milik Allah swt dan di masyarakat jawa di Yogyakarta dan Jawa tengah mempunyai tradisi untuk menyambutnya.

Selain puasa Rajab setiang tanggal 13, 14 dan atau 15 rajab makan masyarakat di Yogyakarta juga mempunyai tradisi unik dalam menyambutnya. Selain itu, adalah tradisi nyadran dan ambengan. Khusus di Jawa tengah ada tradisi Baratan di seputar pantai utara Jawa tengah yakni tradisi yang dilakukan muda dan mudi berkeliling kampung dan melakukan pawai di lakukan di daerah Jepara.

Baca Juga: Kejari Kulonprogo Serahkan Tersangka Korupsi Biaya PTSL

Tradisi yang lain dilakukan di keraton Surakarta Hadiningrat yakni dengan memperingati jumenengan ndalem setiap tanggal 25 Rajab. Keraton Ngayogyakarta hadiningrat mempunyai cara unik juga dalam memperingati bulan rajab ini setiap tanggal 30 bulan Rajab ( kalender jawa) berupa labuhan alit di Pantai parangkusumo. Lalu, di Gunung Merapi sebagai memperingati jumenengan ngarso dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Baca Juga: Olah Karamunting Menjadi Minyak, Suhada Mendulang Rupiah Sekaligus Mengangkat Tanaman Nusantara

Sebagian sudah tidak diselenggarakan di sekitar kita ini maklum saja karena sebuah perkembangan zaman menuntut demikian.

Baca Juga: Musim Hujan Mobil Rawan Terkena Aquaplaning, Berikut Tips dan Pencegahannya


Namun demi Nguri-nguri budaya jawa adalah bentuk cinta umatNya kepada Allah swt tanpa niat lain dengan niat baik dalam bulan rajab ini masyarakat Jawa mempunyai keyakinan dan tradisi yang unik dan tetap dipertahankan dalam era komunikasi digital ini. ***

 

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB