yogyakarta

Pimpin Doa Konbes NU, Gus Mus Pernah Timba Ilmu di Krapyak, Ini Profilnya

Senin, 29 Januari 2024 | 18:20 WIB
Gus saat berada di Kompleks Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Senin (29/1/2024). (Foto: Surya Adi Lesmana)


KRjogja.com - Yogyakarta - KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, hadir dan memimpin doa pada pembukaan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama rangkaian acara Harlah Ke-101 NU. Acara berlangsung di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul, Senin (29/1/2024).

Sebelum memimpin doa, Gus Mus bilang bahwa Pilpres bukan urusannya Nahdlatul Ulama (NU). Urusannya Nahdlatul Ulama adalah memperbaiki kinerja organisasi dan berupaya memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres.

Baca Juga: Bupati Said Terima Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI

Dalam kesempatannya tersebut, Gus Mus sempat berjalan-jalan bak melepas rindu sembari menyaksikan suasana di dalam kompleks pondok pesantren. Sejumlah orang juga minta foto bersamanya. Ia singgah di rumah pengasuh pondok pesantren tersebut.

Ternyata Gus Mus dan Krapyak punya kedekatan emosional. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut dulunya pernah mondok menimba ilmu di Krapyak yang jadi lokasi rangkaian Harlah Ke 101 NU ini.

Baca Juga: Mengenal RIRS dan Manfaat Bagi Pengobatan Batu Ginjal

Dilansir dari gusmus.net, Gus Mus pernah menimba ilmu di sini pada tahun 1958-1962. Dari sumber yang sama disebutkan bahwa Gus Mus merupakan alumnus dan penerima beasiswa dari Universitas Al Azhar Cairo (Mesir, 1964-1970) untuk studi Islam dan Bahasa Arab.

Sebelumnya Ia menempuh pendidikan di SR 6 tahun (Rembang, 1950-1956), Pesantren Lirboyo (Kediri, 1956-1958), Pesantren Krapyak (Yogyakarta, 1958-1962), Pesantren Taman Pelajar Islam (Rembang, 1962-1964).

Baca Juga: Marak Fenomena Sinkhole saat Musim Hujan, Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Dilahirkan di Rembang , 10 Agustus 1944, Gus Mus (KH Ahmad Mustofa Bisri) beruntung dibesarkan dalam keluarga yang patriotis, intelek, progresif sekaligus penuh kasih sayang. Kakeknya yaitu H Zaenal Mustofa adalah seorang saudagar ternama yang dikenal sangat menyayangi ulama.

Dinaungi bimbingan para kiai dan keluarga yang saling mengasihi, yatim sejak masih kecil tidak membuat pendidikan anak-anak H Zaenal Mustofa terlantar dalam pendidikan mereka.

Buah perpaduan keluarga H Zaenal Mustofa dengan keluarga ulama bahkan terpatri dengan berdirinya “Taman Pelajar Islam” (Roudlatuth Tholibin), pondok pesantren yang kini diasuh Gus Mus bersaudara. Pondok ini didirikan tahun 1955 oleh ayah Gus Mus, KH Bisri Mustofa.

Baca Juga: Pengentasan Kemiskinan Isu Strategis Pembangunan 2025

Taman Pelajar Islam secara fisik dibangun diatas tanah wakaf H Zaenal Mustofa, dengan pendiri dan pengasuh KH Bisri Mustofa sebagai pewaris ilmu dan semangat pondok pesantren Kasingan yang terkemuka di wilayah pantura bagian Timur waktu itu namun bubar pada tahun 1943 karena pendudukan Jepang.

KH Bisri Mustofa sendiri adalah menantu KH Cholil Harun, ikon ilmu keagamaan Islam di wilayah pantura bagian Timur.

Ayah Gus Mus sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, lebih dari sekedar pendidikan formal. Meskipun otoriter dalam prinsip, namun ayahnya mendukung anaknya untuk berkembang sesuai dengan minatnya.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB