Krjogja.com - YOGYA - Berdasarkan temuan Dinas Kebudayaan DIY tahun 2018, terdapat deformasi berupa retakan di lengkung Plengkung Gading. Hal ini disebabkan oleh tekanan aktivitas dan tekanan lalu lintas.
Kondisi inilah yang mendasari perlunya penataan ulang pada Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya. Karena ternyata, selain tekanan tersebut berpotensi besar merusak konstruksi fisik Plengkung Gading, juga mengakibatkan menurunnya kualitas udara di kawasan tersebut.
Dari kajian tersebut, diwacanakan akan ada penataan Plengkung Gading. Penataan ini akan diikuti pula dengan penataan ulang para pedagang yang ada di kawasan tersebut.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan, penataan Plengkung Gading yang diikuti oleh penataan pedagang ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan usaha mereka. "Akan ditata. Kan baru percobaan saja. Memungkinkan atau tidak," ungkap Sultan.
Baca Juga: Wujudkan Cita-Cita Menuju Indonesia Emas, MIND ID Perkuat Hilirisasi dan Industrialisasi
Selain itu, sebagai bagian dari Sumbu Filosofi, kawasan tersebut memang harus ditata ulang, dan dikembalikan marwah serta fungsinya. Penataan ini merupakan bagian dari implementasi rekomendasi UNESCO setelah Sumbu Filosofi ditetapkan sebagai Warisan Dunia Tak Benda. Area Sumbu Filosofi membentang dari Tugu Pal Putih hingga Panggung Krapyak di selatan, berbatas Kali Winongo.
"Lha semua kan ada rekomendasi-rekomendasi dari UNESCO yang harus diurus. Kawasannya dari Tugu sampai selatan sana. Kan ada rekomendasinya," jelas Sultan.
Mengenai kapan penutupan, dan bagaimana mekanismenya, Sultan mengaku belum mengetahui. Namun akan ada ujicoba terlebih dahulu sebelum wacana tersebut dijalankan.
"Belum. Dicoba saja belum," tutup Sultan.
Baca Juga: Kehilangan Muammar Khadafi di Sisa Musim, Pelatih PSIM Ungkap Hal Ini
Terpisah, Kepala DPUPESDM DIY, Anna Rina Herbranti membenarkan bahwa saat ini kondisi retaknya Plengkung Gading diakibatkan tekanan lalu lintas. Tekanan lalu-lintas berakibat cukup fatal bagi Plengkung Gading hingga akhirnya memaksa untuk dilakukan penataan dan manajemen lalu lintas.
"Soal plengkung Gading itu ranahnya di Dishub DIY. Itu kan cagar budaya dan ada di sumbu filosofi. Lalu lintas kalau ini jumlahnya padat dan melihat kondisi plengkung nya kan beberapa ada yang retak. Ini sudah lama sekali jadi harus dijaga, terutama dari lalu lintas yang lewat," tandas Ana, Kamis (23/1/2025).
Ana menyebut, harus ada uji coba terkait pengaturan lalu lintas di kawasan ini. Nantinya akan dilakukan koordinasi dengan lurah dan kepolisian serta masyarakat, baru akan ujicoba dan kemudian ditutup.
"Meskipun ditutup, kan ada jalur alternatif sisi timurnya. Ini perlu dilakukan untuk mengamankan cagar budaya," pungkas Ana.