yogyakarta

Bimbingan Belajar Didorong Lengkapi Skill Siswa di Sekolah, Pemerintah Diakui Hanya Mampu Siapkan Kursi untuk 40 Persen Warga

Rabu, 23 April 2025 | 11:30 WIB
Arif Jamali Muis saat sampaikan pemaparan dalam dialog bersama Teman Pelajar (Harminanto)



Krjogja.com - SLEMAN - Pemerintah hanya bisa menyiapkan kursi sekolah untuk 40 persen warga, 60 persen lainnya menjadi peran swasta. Hal tersebut disampaikan Arif Jamali Muis, Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Kurikulum, yang menjadi pembicara kunci dalam forum Innovation and Planning Conference bersama Teman Pelajar di UC UGM, Rabu (23/4/2025).

Arif menyebut Kemendikdasmen ingin mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua anak Indonesia. Hal tersebut diakuinya tak bisa hanya dilakukan pemerintah saja.
"Data kami pemerintah hanya bisa menyediakan 40 persen dan 60 persen oleh swasta. Artinya di Indonesia karakteristiknya, partisipasi masyarakat jadi bagian penting dalam proses kebangsaan," ungkapnya.

Diakui Arif, masih ada problem di pendidikan Indonesia saat ini, salah satunya pendidikan sains dan teknologi masih rendah. Peran swasta termasuk di dalamnya, bimbingan belajar (bimbel) memegang peran untuk mendorong anak dalam menghadapi dunia.
"Jangan sampai kita hanya menonton perang dagang Amerika dan Tiongkok. Bagaimana penting pula bimbel bisa mengambil peran untuk menunjukkan kebutuhan skill di abad 21 ini, lalu dibuat menyatu dengan program pembelajaran pada anak-anak. Ada AI, Big Data dan banyak hal lainnya. Ini menjadi saran saya," tambahnya.

Bimbel ditegaskan Arif harus dilihat dari kacamata positif dan bukan dipandang sebagai saingan bagi sekolah. Kemendikdasmen melihat bimbel sebagai bagian partisipasi semesta menciptakan pendidikan bermutu untuk semua.

"Saya berdiskusi dengan Pak Mentri, tentang posisi bimbingan belajar. Logika saya tidak ada yang jelek dari bimbingan belajar. Pendidikan ini tak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, sekolah atau guru. Pak Mentri menyebut sebagai partisipasi peserta, bagaimana bimbingan belajar memegang peran juga. Bimbel membawa manfaat, melengkapi apa yang tidak diajarkan di sekolah," lanjut Arif.

Sementara, Nanang Suryana, Direktur Utama Teman Pelajar, menyampaikan pihaknya menggelar diskusi di UGM sebagai upaya menyamakan persepsi kolaborasi dengan mitra dan cabang seluruh Indonesia mempersiapkan tahun ajaran baru. Adanya pergantian mentri, dengan kebijakan baru membawa konsekuensi untuk insan pendidikan bisa menyesuaikan diri.

"Kami ingin samakan persepsi untuk menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah. TKA (Tes Kemampuan Akademik) bukan pengganti UN (Ujian Nasional), maka kami ingin mendengar lebih jauh. Termasuk kembali adanya rencana penjurusan IPA dan IPS lagi," tandasnya.

Nanang tak menampik, bimbel sering dianggap musuh oleh insan pendidikan. Namun ternyata dari data Kemendikbud, peran swasta sangat penting menciptakan pendidikan bermutu.

"Kami akan menyesuaikan, membuat program mendukung dan menyelesaikan permasalahan yang ada di siswa ketika nantinya ada TKA. Kami akan susun program untuk mempersiapkan siswa melanjutkan ke jenjang lanjutan, kami siap apapun kebijakan, dan sudah mempersiapkan formula terbaik bagi anak," pungkasnya.

Teman Pelajar sendiri merupakan lembaga bimbel yang dalam satu tahun terakhir berkembang. Saat ini sudah ada 27 cabang di berbagai kota Indonesia dan akan ada di Yogyakarta. (Fxh)

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB