YOGYA, KRjogja.com – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Yogyakarta berkolaborasi bersama PT Pegadaian, Balai Batik Yogyakarta dan Dinas Koperasi Yogyakarta, memfasilitasi pelatihan berupa workshop membatik dan digital marketing bagi komunitas difabel. Kegiatan itu untuk memfasilitasi kemampuan membatik komunitas difabel Yogyakarta.
Pimpinan Cabang PNM Yogyakarta, Danang Setya Budi yang diwakili oleh Wahyu Wibowo selaku Manajer Bisnis Ullam, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk upaya dan dukungan dari PNM untuk memfasilitasi kemampuan membatik teman-teman komunitas difabel Yogyakarta. Harapannya hasil karyanya semakin berkembang pesat hingga menyentuh kancah Internasional.
“Teman-teman difabel ini luar biasa hebat. Mereka punya kelebihan tersendiri yang tidak bisa dimiliki semua orang. Keterampilannya, ketekunannya, kreativitasnya, semoga menjadi kunci atas kesuksesan pasar batik di kancah Internasional.” Ujar Wahyu Wibowo, Jumat (9/5) Markas Difabelzone, Bantul.
Pelatihan melalui workshop membatik dan digital marketing bersama Komunitas Difabelzone ini diharapkan dapat memberikan kesetaraan dan kesempatan yang sama kepada seluruh lapisan masyarakat dalam memperoleh pengetahuan dan kesempatan bekerja juga berwiraswasta. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti komitmen PT PNM Cabang Yogyakarta dan PT Pegadaian Kanwil XI Semarang untuk memberdayakan teman-teman difabel melalui peningkatan keterampilan dalam berwirausaha.
Kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga sore, dengan fokus memberikan pengetahuan dan dilanjutkan dengan pengembangan skill langsung melalui workshop membatik dan penjualan secara online.
“Selain untuk memberikan pengetahuan mendalam terkait membatik, semoga dari workshop ini teman-teman difabel semakin bersemangat dalam berkarya khususnya dalam membatik,” ungkap Wahyu.
Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Yogyakarta Celetu Mushonif menambahkan, pihak mengaku senang bertemu dengan teman-teman difabel Yogyakarta. Semangat para kaum difabel perlu diapresiasi.
“Mereka sangat keren. Saya jadi tahu, bahwa membatik itu perlu dari hati agar motif yang dilukis memberikan ciri khas yang unik,” tambah Celetu Mushonif. (Sni)