yogyakarta

Baru Kelas 2 MI, Aflah Sudah Koleksi Trofi Juara Bulutangkis Se-DIY-Jateng!

Kamis, 15 Mei 2025 | 09:45 WIB
KR-Abrar Aflah memperlihatkan medali emas, piagam dan uang pembinaan saat menjadi juara dalam Liga Bulutangkis Jogja seri XXI tahun 2025 di GOR Donokerto, Turi, Sleman

KRjogja.com - Senin (12/5) siang di GOR Donokerto, Turi, Sleman, suara shuttlecock bersahutan dengan sorak sorai penonton. Di tengah suasana penuh tensi itu, seorang bocah mungil dengan kaki yang sedikit bengkak tetap lincah mengejar bola. Dialah Aflah Attufail Adi, siswa kelas 2 MI Nurul Ummah Kotagede yang baru saja mencetak prestasi membanggakan: juara Liga Bulutangkis Jogja Seri XXI tahun 2025 di kelompok tunggal putra anak kelahiran 2017.

Usianya baru tujuh tahun. Tapi mentalnya? Jangan ditanya. “Kakinya masih bengkak, tapi dia tetap maksa main. Tekadnya luar biasa,” ungkap Ambhon, sang pelatih dari PB Pratama Yogya, dengan bangga.

Anak MI yang Mainnya Udah Kelas Kompetisi

Kalau biasanya anak seusia Aflah baru mengenal raket untuk main bulutangkis sore-sore di lapangan kampung, Aflah justru sudah keliling DIY-Jateng-Tangerang demi berburu medali. Dalam waktu dua tahun terakhir, nama Aflah bukan cuma muncul di daftar peserta, tapi hampir selalu berada di podium—bahkan sering di posisi paling atas.

Catat saja prestasinya:

  • Juara Superliga DIY-Kedu 2023 & 2024 (Juni & Desember)

  • Juara Pradini Madya dan Pradini Putra Invitasi Bulutangkis DIY 2024

  • Juara Nawasena Cup Jateng-DIY 2024

  • Juara Margoagung Cup DIY-Jateng 2024

  • Juara Numero Uno Open DIY 2025

Selain sederet juara I, Aflah juga langganan juara II dan III dari berbagai turnamen regional, termasuk yang digelar di Tangerang, Banten.

Tekad Baja Sejak Dini

Bukan hal aneh jika anak seusia Aflah punya mimpi. Tapi yang bikin salut, dia tak sekadar bermimpi jadi atlet nasional—dia bekerja keras ke arah sana. Latihan rutin, disiplin, dan tetap mau bermain meski cedera, adalah sikap yang bahkan kadang susah ditemukan di atlet remaja.

Menurut Kemenpora, pembibitan atlet usia dini adalah kunci kebangkitan olahraga Indonesia. Karena itu, sosok seperti Aflah—yang sudah bersinar sejak tingkat MI—harus terus didukung dan diberi ruang. Apalagi Indonesia punya sejarah panjang di cabang bulutangkis, dari era Liem Swie King, Susi Susanti, Taufik Hidayat, hingga Anthony Ginting dan Gregoria Mariska sekarang.

Dari Kotagede untuk Indonesia?

Bisa dibilang, Aflah adalah "harta karun kecil" dari Kotagede. Bukan cuma bikin bangga orang tua dan pelatih, tapi juga bisa jadi inspirasi buat anak-anak lain bahwa olahraga itu bukan cuma soal menang, tapi soal mental, semangat, dan proses tumbuh jadi juara.

“Senang dan puas,” jawab Aflah polos ketika ditanya perasaannya setelah menang. Jawaban sederhana, tapi punya makna mendalam bagi siapa pun yang pernah jatuh bangun meraih mimpi.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB